Malang Nasib Pegawai RS IMC Bintaro: Gaji Dicicil Lalu Terjerumus Pinjol, Pencairan BPJS juga Macet
Malang Nasib Pegawai RS IMC Bintaro: Gaji Dicicil Lalu Terjerumus Pinjol, Pencairan BPJS juga Macet
TEMPO.CO, Tangerang Selatan – Nasib malang menimpa para karyawan Rumah Sakit Ichsan Medical Centre (IMC) Bintaro, Ciputat, Tangerang Selatan. Manajemen rumah sakit harus mencicil gaji pekerja sudah lebih dari setahun lamanya.
Salah satu karyawan RS IMC Bintaro berinisial CD menceritakan pencicilan gaji karyawan berlaku sejak awal 2022. Hingga kini, dia tak pernah mendapatkan gaji utuh.
“Sistem pembayarannya itu kami digajinya dicicil Rp 500 ribu dalam jangka kurang lebihnya hampir mau dua bulan,” kata dia kepada Tempo, Senin, 13 Februari 2023.
Menurut CD, pihak rumah sakit enggan memberikan alasan pasti soal cicilan gaji tersebut. Bahkan, dia tak mendapat kejelasan tanggal angsurannya.
CD memutuskan untuk tetap bertahan di RS IMC Bintaro dengan harapan akan ada perubahan di tahun ini. Bukannya membaik, pihak rumah sakit justru memperparah kondisi keuangan CD.
Belum lama ini, CD mengaku baru saja menerima cicilan gaji dengan nominal tak lazim, yaitu Rp 300 ribu atau lebih rendah dari biasanya pada 11 Februari 2023.
Dia bahkan tak tahu pembayaran tersebut untuk cicilan gaji di bulan apa. Seharusnya, CD menerima gaji lebih dari Rp 3 juta per bulannya.
“Karena saya bertahan juga siapa tau dengan keadaan sabar yang dijanjikan sama manajemen, itu ada kemajuan untuk tahun 2023, ternyata zonk. Saya sangat kecewa banget,” ujar dia.
Kondisi ini memaksa CD untuk memanfaatkan pinjaman online atau pinjol. Dengan cara inilah dia dapat menghidupi kebutuhan sehari-hari. Dia membeli barang dengan skema cicilan, lalu dijual lagi ke orang lain.
Untuk melunasi pinjaman ini pun dia harus menunggak akibat pencairan gaji dari RS IMC Bintaro yang selalu terlambat. “Terus juga gajianya tidak menentu jadi terpaksa saya nunggak,” terang dia.
Macet pencairan BPJS Ketenagakerjaan
Cerita lain datang dari BM dan LM. Menurut mereka, RS IMC Bintaro telah melunasi gaji pasca keduanya mengundurkan diri. Akan tetapi, mereka tak bisa mencairkan BPJS Ketenagakerjaan lantaran RS IMC Bintaro menunggak pembayaran program jaminan sosial dari pemerintah tersebut.
Kepada Tempo, BM menyampaikan, dirinya takut untuk melaporkan kejadian tersebut. “Karena tidak tahu dan takut untuk lapor, tapi ini saya memang butuh untuk bisa melanjutkan hidup,” ungkap dia saat dijumpai Tempo.
Nasib LM juga sama. Saldo BPJS Ketenagakerjaan senilai Rp 10 juta tak kunjung masuk ke rekeningnya. Padahal, dia membutuhkan uang itu untuk biaya hidup.
LM menuturkan terdapat puluhan pegawai lainnya yang mengalami hal serupa. Dia berharap RS IMC Bintaro bisa segera merampungkan urusan administrasi para pegawai.
“Pegawainya ada 250 dan ada sekitar 40 orang yang sudah mengadu,” jelas dia.
Tempo menyambangi RS IMC Bintaro hari ini untuk mengonfirmasikan cerita tersebut. Manajemen rumah sakit belum mau memberikan keterangannya. Tempo juga berupaya menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Alin Hendalin Mahdaniar, tapi belum direspons.