Pembicaraan Trump pada 2020 Bocor, Sebut NATO Sudah Mati
Percakapan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 2020 bocor ke publik.
Dalam pembicaraan itu, Trump menyebut bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sudah mati dan bahwa Amerika Serikat tak akan membantu Eropa jika Eropa diserang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Percakapan bernada ancaman itu diungkapkan oleh Thierry Breton, seorang komisaris Eropa Prancis yang bertanggung jawab atas pasar internal, termasuk pertahanan.
Menurut Breton, pembicaraan kedua pemimpin itu terjadi saat Trump dan von der Leyen bertemu di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Januari 2020 lalu.
“Anda perlu memahami bahwa jika Eropa diserang, kami tidak akan pernah datang untuk membantu Anda dan mendukung Anda,” demikian kata Trump di parlemen Eropa, seperti disampaikan Breton, dikutip dari The Guardian.
Breton menceritakan isi percakapan tersebut dalam diskusi panel di Brussels pada Selasa (9/1). Komentarnya ini merupakan kritikan tajam terhadap Trump yang akan maju lagi dalam pilpres 2024.
Dalam kesempatan itu, Breton juga menyampaikan bahwa Trump juga menyebut “NATO sudah mati dan kami [AS] akan pergi, kami akan keluar dari NATO.”
Menurut Jerusalem Post, Trump juga menambahkan bahwa Jerman berutang 400 miliar USD kepadanya.
“Anda berutang 400 miliar USD kepada saya, karena Anda, orang Jerman, tidak membayar apa yang seharusnya Anda bayar untuk pertahanan,” kata Trump.
Sebagai menteri pertahanan Jerman, von der Leyen termasuk di antara para pejabat Eropa yang menentang Trump terkait masalah pendanaan.
Ancaman bahwa AS akan mundur dari NATO serta tuntutan agar negara-negara Eropa meningkatkan kontribusi di blok itu memicu kekhawatiran di kalangan Eropa. Pasalnya, hal itu menunjukkan ada kecenderungan Trump menjalin hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump sempat menyebut bahwa dirinya memahami Putin, yang katanya menunggu sampai Trump lepas dari jabatan untuk menyerang Ukraina.
Karena hal-hal ini, Breton pun menyebut pernyataan Trump pada 2020 itu adalah “panggilan kesadaran” untuk berhati-hati bahwa sang eks Presiden AS “kemungkinan kembali”.
Percakapan ini dibocorkan saat penentuan calon presiden dari Partai Republik akan berlangsung pada Senin (14/1), usai serangkaian debat bakal capres dari partai itu yang telah digelar sejak akhir 2023 lalu.
Dalam kaukus Iowa pekan depan, Trump ikut bersaing bersama sejumlah tokoh Republik.
Di tengah pencalonannya, Trump dilanda sejumlah tuduhan kriminal akibat aksinya di masa lalu. Tuduhan-tuduhan itu diberikan guna menghambat jalan dia maju pilpres 2024.
Kendati demikian, jajak pendapat justru menunjukkan bahwa Trump memperoleh suara tertinggi dibandingkan rival-rivalnya seperti gubernur Florida Ron DeSantis dan mantan gubernur Carolina Selatan Nikki Haley.