Suku Bunga Naik, Kupon yang Ditawarkan Obligasi Korporasi Diperkirakan Akan Naik
JAKARTA. The Fed secara resmi menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 75 bps pada FOMC meeting pekan ini sebagai upaya meredam inflasi. Diperkirakan berbagai bank sentral global akan mengekor kebijakan tersebut guna meredam laju inflasi maupun mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia diperkirakan cepat atau lambat juga akan ikut menaikkan suku bunga BI7DRR. Hal ini pada akhirnya telah membuat lanskap obligasi korporasi mengalami perubahan guna menyesuaikan kondisi tersebut.
Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Gama Yuki mengungkapkan, menyambut tren kenaikan suku bunga, saat ini bookbuilding dari obligasi korporasi mulai menyesuaikan kuponnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Dia mencontohkan, pada obligasi korporasi tenor 1 tahun dengan rating AAA, pada awal tahun ini menawarkan kisaran kupon 3,4%-4,1%. Sementara pada bulan ini, obligasi dengan rating dan tenor yang sama menawarkan kupon sekitar 3,75%-4,75%. Artinya lebih tinggi 35 bps 65 bps dari sebelumnya.
“Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan dari inflasi, sekaligus menjaga agar obligasi korporasi masih cukup menarik bagi investor,” terang Gama ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/6).
Dengan potensi kenaikan suku bunga BI7DRR serta inflasi domestik, Gama memperkirakan kupon obligasi korporasi masih bisa mengalami kenaikan. Berdasarkan hitungannya, ia memperkirakan kenaikan masih berlanjut sebesar 20-50 bps dibandingkan level saat ini.
Lebih lanjut, dia justru melihat kondisi ini akan dimanfaatkan para korporasi untuk segera menerbitkan obligasinya, khususnya yang bertenor pendek. Hal ini dilakukan karena para korporasi akan mengejar penerbitan sebelum suku bunga berada pada level tertingginya.
Sementara dari sisi permintaan, menurutnya, kondisi saat ini juga membuat obligasi korporasi banyak diminati para investor. Pasalnya obligasi korporasi tenor pendek dinilai tidak terlalu terdampak oleh kenaikan suku bunga dan inflasi.
“Di sisi lain, kondisi pasar obligasi Indonesia juga masih cukup baik dengan support likuiditas yang masih cukup melimpah, sehingga seharusnya demand dari obligasi korporasi tenor pendek dengan kondisi saat ini masih akan cukup banyak,” tutup dia.