Shell Indonesia Sebut Omzet Naik saat Mudik Lebaran 2022
Shell Indonesia memperkirakan ada peningkatan penjualan selama musim mudik dan arus balik Lebaran 2022. Pendorong utamanya adalah peningkatan mobilitas masyarakat.
Presiden Direktur dan Direktur Mobility Shell Indonesia Dian Andyasuri mengatakan, ada korelasi antara mobilitas masyarakat dengan penjualan bensin pihaknya. Namun, Dian belum dapat memproyeksikan pertumbuhan penjualan tersebut.
“Sebenarnya bukan saat mudik (saja). Kalau orang banyak bergerak, (tinggi) mobilitas, tentunya ada peningkatan penjualan,” kata Dian di Jakarta, Kamis (5/5).
Kementerian Perhubungan mendata, mobilitas masyarakat pada musim mudik Lebaran tahun ini akan melonjak 167,27% dibandingkan tahun lalu. Jika dibandingkan dengan mobilitas saat periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), angka tersebut naik 297,47%.
Menanggapi data tersebut, Dian mengatakan belum menghitung proyeksi pertumbuhan penjualan saat musim Mudik Lebaran dan Arus Balik 2022. Menurutnya, Shell Indonesia baru akan menghitung pertumbuhan penjualan saat masa Arus Balik 2022 berakhir.
Di sisi lain, Dian mengatakan pihaknya tidak mendapat keuntungan dari kenaikan harga bahan bakar yang terjadi sejak awal tahun ini. Menurutnya, nilai penjualan akan cenderung stabil.
VP Marketing Mobility Dian Kusumadewi mengatakan, pihaknya turut mendukung kegiatan mudik Lebaran 2022. Salah satu dukungan yang dimaksud adalah pemberian asuransi dan pendampingan sisi jalan pada pelanggan Shell Indonesia melalui aplikasi Shell Go+.
Selain itu, pelanggan Shell Indonesia dapat menikmati beberapa promo terbatas, seperti pengisian ban dengna nitrogen gratis, paket bekal saat mudik, dan paket makanan siap saji bagi pelanggan yang tidak mudik. “Semua paketnya dengan harga spesial,” kata Dian.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan, puncak arus mudik akan terjadi pada 29-30 April 2022. Sementara itu, puncak arus balik akan terjadi pada 9 Mei 2022.
Adapun jalur yang akan paling banyak dilalui adalah Tol Tran Jawa atau sebanyak 26,5% dari total pemudik. Sementara itu, jalur selanjutnya adalah Jalur Lintas Tengah Jawa atau sebanyak 10,3% dari total pemudik.