Potensi Ekspor ke Cina yang Belum Tergarap Capai Rp 270 Triliun
Potensi ekspor Indonesia yang belum termanfaatkan secara maksimal ke 30 negara mitra dagang utama diperkirakan mencapai US$ 58,8 miliar. Potensi terbesar salah satunya ke Cina dengan perkiraan mencapai US$19 miliar atau sekitar Rp 270 triliun.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan 30 negara mitra dagang utama termasuk Cina, Amerika Serikat, India, Jepang, dan negara-negara ASEAN seperti Vietnam.
Untuk pasar Cina, potensi nya sangat besar karena puluhan produk Indonesia banyak diminati pasar Negara Tirai Bambu. Namun, ekspor produk tersebut masih menemui hambatan terutama soal tarif bea masuk.
Amalia menjelaskan terdapat 25 komoditas andalan yang bisa mendongrak ekspor Indonesia ke Cina.
Di antaranya adalah bubur kayu, tembaga, kendaraam bermotor, palm kernel oil, produk olahan minyak sawit, udang, kertas, asam lemak, produk baja tahan karat, karet alam, produk perikanan, sepatu, dan binatang lunak.
“Indonesia memiliki kapasitas yang tinggi untuk palm oil kernel tetapi produk sawit dan karet Indonesia masih dikenakan tarif 8,5-20% oleh Cina,” tutur Amalia dalam diskusi Retrospeksi Kinerja Perdagangan 2021 dan Resolusi 2022, Rabu (23/2).
Produk lain yang berpotensi untuk ditingkatkan ekspornya adalah smart card dan lampu LED karena produk tersebut dibebaskan dari tarif bea masuk.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Cina pada tahun 2021 mencapai US$ 53,78 miliar atau Rpp 764 triliun, naik 69,2% dibandingkan tahun 2020.
Kedutaan Besar RI untuk Cina menjelaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor produk pertanian, kehutanan, dan kelautan ke Cina. Pasalnya, produk tersebut banyak diminati warga negara tersebut.
Beberapa produk pertanian yang ekspornya naik tajam tahun lalu adalah jambu, singkong, kelapa, mangga, manggis, dan kopi.
Selain Cina, Indonesia juga masih berpotensi besar untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat. Potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal ke negara Paman Sam mencapai US$ 9 miliar atau Rp 128 triliun.
Beberapa produk yang bisa ditingkatkan ekspornya ke Amerika Serikat adalah kendaraan bermotor, fatty alcohol, alas kaki, perangkat telepon, furnitur, kopi, hingga peralatan transmisi suara/gambar.
“Namun, untuk sepatu olah raga asal Indonesia masih dikenai tarif bea masuk 21%,”tutur Amalia.
Dalam catatan Kementerian Perdagangan, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat pada tahun 2021 mencapai US$25,77 miliar atau Rp 366 triliun, naik 38,4% dibandingkan tahun 2020.