Melihat Prospek Saham SMRA Sejalan Insentif Pajak Properti yang Diperpanjang
JAKARTA. Sejumlah analis memandang PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berpotensi mencetak kinerja positif pada tahun ini. Sebagai informasi, Manajemen SMRA memasang target marketing sales sebesar Rp 5 triliun untuk tahun 2022.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memperkirakan target marketing sales tersebut bisa tercapai karena tahun lalu marketing sales perusahaan ini mencapai Rp 5,2 triliun. Menurut Cheryl, target tersebut masih realistis.
Ia juga bilang, kinerja SMRA bisa tertopang oleh efek relaksasi pajak dari Pemerintah. Ini menjadi salah satu sentimen positif di tengah tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
“Kinerja SMRA diperkirakan tidak terlalu beda dari tahun lalu. Menjelang akhir tahun, emiten ini juga ada 2 proyek besar SMRA di Bandung dan Karawang,” ungkap Cheryl, Kamis (3/3).
SMRA masih akan mengandalkan sektor landed house, Cheryl menilai, permintaan properti di wilayah sekitar Jakarta sedang dalam tren peningkatan khususnya landed house yang menyasar kelas menengah.
Di lain sisi, sentimen negatif untuk sektor properti yaitu kenaikan suku bunga guna mengikuti normalisasi suku bunga AS bisa menekan daya beli masyarakat terhadap properti.
Dalam risetnya, Analis BRI Danareksa Victor Stefano memperkirakan marketing sales SMRA bisa tumbuh di tahun ini. Ia berharap SMRA dapat menuai marketing sales sebesar Rp 5 triliun pada tahun ini. Selain penjualan Summarecon Bogor, SMRA juga akan juga meraup marketing sales dari proyek barunya di Bekasi.
Pada kuartal III-2021, SMRA membukukan laba bersih inti sebesar Rp 90 miliar atau turun 62% dari kuartal sebelumnya. Secara akumulasi, hingga September 2021 SMRA mencatatkan keuntungan sebesar Rp 428 miliar atau mencapai 69% dari perkiraan Victor.
Victor mempertahankan rekomendasi beli saham SMRA dengan TP di Rp 1.150 dengan salah satu pertimbangan prospek yang positif dari marketing sales. “Kami percaya bahwa saham tersebut masih menarik mengingat pertumbuhan marketing sales yang kuat dan pemulihan investasi sektor properti pada tahun 2022,” katanya dalam riset yang dikutip Kontan, Kamis (3/3).
Cheryl memberikan rekomendasi buy on weakness SMRA di 650 dengan TP di Rp 750 untuk midterm.