Jumlah Perusahaan IPO Turun pada 2019
NAGALIGA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 55 perusahaan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sepanjang 2019. Dengan data tersebut, total perusahaan tercatat di pasar modal mencapai 668 unit.
Total dana yang berhasil dihimpun dari hajatan IPO menembus Rp14,78 triliun. Namun demikian, capaian maupun penghimpunan dana lewat IPO tahun ini turun dibandingkan tahun lalu.
Pasalnya, pada tahun lalu total perusahaan yang melakukan IPO sebanyak 57. Dana segar yang diperoleh dari IPO sepanjang 2018 senilai Rp15,67 triliun.
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengakui 2019 merupakan tahun yang penuh tantangan terutama dari sisi eksternal.
“Sebagaimana kita ketahui 2019 bukan merupakan tahun yang mudah, jadi itu mempengaruhi terhadap indeks saham dan juga kita lihat bahwasanya IHSG terpengaruh faktor eksternal tersebut,” katanya, Senin (30/12).
Meski turun, ia mengklaim raihan IPO tahun ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Dalam catatan bursa, IPO di Thailand pada 2019 sebanyak 30, Malaysia 29, Singapura 11, dan Filipina hanya 4 emiten sepanjang tahun ini.
“Pertumbuhan IPO kita yang tertinggi dalam lima tahun ini menempati urutan yang pertama di antara negara tetangga,” ucapnya.
Selain pencatatan efek saham, bursa juga merekam terdapat 14 pencatatan Exchange Traded Fund (ETF), 2 Efek Beragunan Aset (EBA), 2 obligasi korporasi, 2 Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Dana Investasi Real Estate (DIRE), sehingga total pencatatan efek sebanyak 76 pencatatan. Jumlah itu melebihi target bursa yakni 75 pencatatan efek.
Namun demikian, tahun depan Inarno mematok target konservatif yaitu 78 pencatatan efek.
“Tahun depan, kami harapkan ada kenaikan tapi cukup konservatif. Kami tidak pernah targetkan raihan dana,” katanya.
Untuk diketahui, dari total 55 perusahaan baru di 2019, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk merupakan emiten dengan raihan dana terbesar yakni Rp4,77 triliun. Emiten dengan kode saham LIFE itu resmi tercatat pada 9 Juli 2019 dengan melepas 393,75 juta saham setara 37,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga IPO ditetapkan sebesar Rp12.100 per saham.