Harga Sawit Petani Anjlok, Tapi Ironinya Minyak Goreng Tetap Mahal
Harga tandah buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok tajam sejak pemerintah mengumumkan larangan ekspor produk minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya sejak 28 April 2022.
Kebijakan ini dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Dengan begitu, larangan ekspor minyak sawit sudah berjalan 3 pekan, dan kini akan memasuki minggu keempat.
Salah satu kelompok yang paling terdampak adalah para petani kelapa sawit, baik mandiri maupun plasma. Ini karena banyak pabrik kelapa sawit berhenti membeli hasil panen.
Di sisi lain, selain menderita karena harga TBS yang merosot, petani kelapa sawit juga makin terjepit dengan mahalnya harga pupuk.
Penurunan harga TBS mulai terjadi sejak 26 April 2022. Harga TBS di petani turun di kisaran Rp 1.500 – Rp 1.600 per kg. Bahkan ada juga yang dibeli kurang dari Rp 1.000 per kg.
“Di tempat tinggal saya, di Asahan, harga TBS berada di kisaran Rp 1.500 – Rp 1.800 per kg. Penurunannya signifikan sekali mengingat di bulan-bulan sebelumnya, harga TBS cukup tinggi,” kata Zubaidah, Ketua DPW Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara, dikutip dari Kontan, Rabu (18/5/2022).
Padahal sebelumnya, jika mengacu pada data Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), harga TBS sebelumnya betada di kisaran Rp 3.800 per kg.
Harga TBS turun secara bertahap sejak diberlakukannya larangan ekspor CPO. Harga TBS beberapa pekan lalu masih berada di kisaran Rp 2.000 per kg, kini rata-rata sudah berada di harga Rp 1.600 per kg. Bahkan ada harga TBS petani yang dibanderol Rp 1.300 per kg.
Harga minyak goreng masih mahal
Meski aturan larangan ekspor CPO sudah bergulir cukup lama, nyatanya harga minyak goreng terpantau masih mahal. Toko ritel dengan jaringan terbesar di Indonesia, Alfamart dan Indomaret, bisa jadi tolak ukurnya.
Seperti tampak di gerai Alfamart, Jalan Sukowati, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dilihat pada Rabu (18/5/2022). Harga minyak goreng kemasan 2 liter dari berbagai merek dibanderol di harga Rp 48.000 sampai dengan Rp 51.000.
Dengan kata lain, harga minyak goreng per liternya masih berkisar antara Rp 24.000 sampai Rp 25.000. Harga ini, relatif masih sama dengan harga minyak goreng yang dijual sebelum aturan larangan CPO berlaku.
Harga yang sama juga berlaku di gerai Indomaret yang letaknya hanya berjarak sekitar 200 meter dari Alfamart. Selisih harga minyak goreng di kedua toko ritel modern itu hanya berkisar Rp 300 sampai Rp 1.000 per kemasan.
Harga minyak goreng di Alfamart maupun Indomaret memang sempat turun menjadi Rp 14.000 liter. Namun itu terjadi hanya saat pemerintah memberlakukan regulasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beberapa bulan sebelumnya.
Kendati demikian, saat harga minyak goreng ditetapkan Rp 14.000 liter, nyatanya stoknya nyaris tak pernah dijumpai alias mengalami kelangkaan.
Berikut adalah rincian harga minyak goreng di masing-masing situs penjualan resmi Alfamart (aplikasi Alfagift) dan Indomaret (aplikasi KLIK Indomaret):
Baca juga: Ironi Minyak Goreng Curah: Dulu Mau Dilarang, Kini Malah Disubsidi
Harga minyak goreng di Alfamart:
- Harga minyak goreng 2L Sania: Rp 49.900
- Harga minyak goreng 2L Fortune: Rp 49.700
- Harga minyak goreng 2L Sovia: Rp 49.500
- Harga minyak goreng 2L Bimoli: Rp 50.900
- Harga minyak goreng 2L Tropical: Rp 49.900
- Harga minyak goreng 2L Filma: Rp 51.500
- Harga minyak goreng 2L Sunco: Rp 51.500
Harga minyak goreng di Indomaret:
- Harga minyak goreng 2L Rose Brand: Rp 49.000
- Harga minyak goreng 2L Sania: Rp 48.000
- Harga minyak goreng 2L Fortune: Rp 48.800
- Harga minyak goreng 2L Sovia: Rp 48.700
- Harga minyak goreng 2L Bimoli: Rp 48.800
- Harga minyak goreng 2L Tropical: Rp 51.000
- Harga minyak goreng 2L Filma: Rp 50.600
- Harga minyak goreng 2L Sunco: Rp 51.500