Hadapi Inflasi, BI Harusnya Sudah Menaikkan Suku Bunga
Jakarta: Direktur Riset dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan Bank Indonesia semestinya mulai menaikkan suku bunga acuan untuk menghadapi lonjakan inflasi.
Ia memperkirakan penaikan akan dilakukan secara bertahap dimulai dari 25 basis poin di bulan depan. “Saya memperhitungkan BI sudah harus menaikan suku bunga di April. Tapi tampaknya BI masih punya confidence. Seharusnya paling lambat BI menaikan suku bunga acuan pada Mei, saya kira 25 basis poin,” ujarnya saat dihubungi, Minggu, 24 April 2022.
Penaikan suku bunga, kata Piter, perlu dilakukan lantaran inflasi tahun ini dipastikan akan melonjak naik didorong oleh banyak faktor. Mulai dari kenaikan permintaan seiring mulai pulihnya mobilitas dan ekonomi, hingga faktor global di mana terjadi kenaikan harga-harga komoditas dan energi.
Potensi lonjakan inflasi tersebut harus direspons oleh pemerintah dan BI dengan kebijakan yang tepat. Pemerintah, imbuh Piter, diharapkan tidak menambah permasalahan dengan tidak menaikkan harga-harga barang bersubsidi seperti pertalite, gas 3 kg dan listrik.
“Di sisi lain BI diharapkan segera menahan laju permintaan dengan kebijakan moneter yang lebih ketat dengan menaikkan suku bunga,” terang Piter.
Diketahui sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan, kebijakan menaikan suku bunga acuan merupakan opsi terakhir yang akan diambil bank sentral dalam menangani potensi lonjakan inflasi.
“Saya kira tingkat suku bunga adalah kebijakan terakhir yanf akan kita ambil,” jelasnya.
BI diketahui telah mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5 persen dalam satu tahun terakhir. Sedianya bank sentral kerap menyampaikan, penaikan suku bunga acuan akan dilakukan bila terjadi lonjakan inflasi inti.
