Dampak Masuknya Saham ADMR, AMRT dan INCO ke Indeks MSCI
JAKARTA. Morgan Stanley Capital International atau MSCI melakukan penyeimbangan kembali (rebalancing) pada MSCI Global Standard Index dan MSCI Small Cap Index. Susunan baru saham dalam indeks hasil rebalancing ini akan berlaku efektif pada 1 Juni 2022.
Dalam MSCI Global Standard Indexes, terdapat tiga emiten yang masuk ke dalam indeks ini, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, dengan masuknya saham ADMR, AMRT, dan INCO ke dalam indeks MSCI akan berdampak positif pada ketiga saham tersebut. Ketiga saham ini akan tetap menjadi buruan investor asing.
Solidnya prospek harga komoditas, terutama logam dan energi (batubara) karena terbatasnya suplai global di tengah tingginya permintaan dan krisis geopolitik Rusia-Ukraina, membuat saham ADMR dan INCO tetap memiliki prospek kinerja yang baik di tahun 2022 melanjutkan kinerja tahun 2021.
Di sisi lain, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dikeluarkan dari indeks ini.
“Dampak eliminasi ini tentu menjadi sentimen jangka pendek bagi INTP, terlebih pasca rilis kinerja kuartal pertama 2022,” terang Praska kepada Kontan.co.id, Jumat (13/5).
Melansir laporan keuangan, INTP memang mengalami penurunan kinerja di kuartal pertama 2022, terutama pada pos laba operasional dan laba bersih.
Emiten produsen semen merk Tiga Roda ini membukukan laba bersih senilai Rp 182,55 miliar sepanjang kuartal pertama 2022. Jumlah ini menyusut 48,04% dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 351,58 miliar
Merespon hal tersebut, harga saham INTP juga menurun pada perdagangan Jumat (13/5). Investor asing pun mencatat penjualan bersih (net sell) mencapai Rp112 miliar per hari ini (12/05).