BNI Tak Lanjutkan Kerja Sama dengan WeChat dan Alipay
NAGALIGA — PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero, Tbk memastikan tidak akan melanjutkan kerja sama dengan perusahaan dompet digital asing WeChat dan Alipay. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni beralasan pihaknya akan fokus mengembangkan bisnis aplikasi pembayaran nontunai milik bank dan perusahaan BUMN, LinkAja.
“Dulu kami coba, tetapi itu pilot sepertinya kami tidak teruskan lagi, sementara ini. Kami lebih fokus untuk kembangkan LinkAja bersama dengan anggota Himbara yang lainnya,” katanya, Selasa (26/11).
Untuk diketahui, kerja sama antara bank dalam negeri dengan WeChat Pay dan Alipay ini diatur dalam Peraturan BI (PBI) Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Penyelenggaraan Uang Elektronik. Dalam regulasi tersebut dinyatakan bahwa perusahaan dompet digital asing perlu menjalin kerja sama dengan bank nasional bermodal besar atau BUKU 4.
Selain itu, rekam pembayaran juga akan masuk dalam sistem Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan dikonversikan ke rupiah. Dalam hal ini, BNI telah menjalankan proyek percontohan dengan WeChat dan Alipay sejak akhir 2018.
“Sebenarnya kami lebih fokus untuk LinkAja. Kami fokus di sana bersama dengan Himbara dan BUMN lainnya,” tuturnya.
Ia menuturkan LinkAja memiliki jaringan pasar yang luas sehingga diyakini bisa meningkatkan basis nasabah BNI. Soalnya, perusahaan yang terlibat dalam LinkAja memiliki basis konsumen yang besar.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat delapan perusahaan pelat merah yang menanam modal di LinkAja. Selain BNI, perusahaan pelat merah lainnya meliputi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dan PT Danareksa (Persero).
Ke depan, perusahaan BUMN yang memegang saham LinkAja dipastikan akan bertambah. Setidaknya, terdapat delapan nama perusahaan BUMN yang menyatakan siap untuk menjadi pemilik saham LinkAja.
Sebelumnya, Direktur Utama Fintek Karya Nusantara Danu Wicaksana mengatakan sekitar delapan BUMN yang menyatakan minatnya antara lain, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pegadaian (Persero), PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan Perum Damri.
“Jaringan LinkAja cukup banyak juga karena yang ikut sebagai pemegang saham bukan hanya bank, tetapi juga BUMN transportasi,” katanya.