Bahlil Soal Harga Gas Industri: Maret 2020 Harus Turun
NAGALIGA — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan harga gas industri turun menjadi US$6 per MMBTU pada kuartal I 2020. Bahlil menyebutkan pihaknya menyanggupi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan tenggat waktu hingga Maret 2020.
“Sudah harus, bagaimana caranya bulan Maret itu (penurunan harga gas industri),” katanya, Selasa (7/1).
Rencana penurunan tersebut menyusul kegusaran Presiden Jokowi karena mahalnya harga gas industri. Menurut Jokowi, mahalnya harga gas industri mengakibatkan rendahnya daya saing produk dalam negeri.
“Kemarin kami sudah rapat, sudah jelas arahannya bahwa 3 bulan lagi kami minta harga industri gas itu US$6 per MMBTU,” jelas Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019 tersebut.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa selain opsi impor masih ada dua pilihan alternatif lainnya.Bahlil menyatakan dalam memastikan penurunan harga ini, jajaran BKPM akan melakukan pengkajian efisiensi dari hulu ke hilir. Dirinya ingin memastikan penyesuaian harga ini sejalan dengan kepastian investasi para investor.
Meski mengaku belum memiliki formulasi penurunan harga gas, Bahlil menyatakan dirinya tak khawatir. Dia akan menggunakan opsi dan strategi apa pun yang tidak merusak industri dalam negeri. Bahlil mengkhawatirkan opsi pembebasan impor untuk kebutuhan industri malah akan merusak pasar.
“(Ini) Supaya produk industri bisa kompetitif. Sedang dihitung SDM, PPh migas untuk bagaimana caranya melakukan penyesuaian (US$6 per MMBTU) terhadap cost mereka,” jelasnya.Pertama, mengurangi porsi penerimaan pemerintah yang sebesar US$2,2 per MMBTU. Kedua, memberlakukan Domestic Market Obligation (DMO) sehingga bisa diberikan kepada pelaku industri.
