Sun. Mar 23rd, 2025

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Alasan Bernadya Hingga Nadin Amizah Ikut Layangkan Uji Materiil UU Hak Cipta

Jakarta – Sederet nama musisi muda yang masuk dalam barisan pemohon uji materiil Undang-Undang Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi menuai perhatian publik. Ada nama Bernadya hingga Nadin Amizah di deretan nama musisi yang mengajukan uji materiil UU Hak Cipta di MK.
Alasannya karena mereka dinilai sebagai musisi yang kerap menciptakan lagu sendiri. Lalu kenapa harus ikut dalam perdebatan yang mengaitkan antara penyanyi dengan pencipta lagu?

Hal ini juga sempat membuat Armand Maulana dan Ariel NOAH sebagai petinggi Vibrasi Suara Indonesia atau VISI bingung. Namun, akhirnya mereka mendapatkan jawabannya.

Armand memaparkan para musisi muda ini juga merasakan kegelisahan dunia musik saat ini. Mereka turut merasakan ketakutan mengenai ketidakpastian Undang-Undang Hak Cipta saat ini.

“Mereka itu menghubungi saya, dan bercerita bahwa mereka juga takut dengan ketidakpastian dari Undang Undang Hak Cipta. Padahal kan mereka selama ini menyanyikan lagu sendiri kan. Tapi kayak Nadin Amizah, Baskara Putra, Feby Putri itu sangat kritis sekali ya,” ujar Armand Maulana di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (19/3/2025).

Deretan nama-nama musisi muda yang ikut dalam gerakan ini ada Nadin Amizah, Feby Putri, Bernadya, Baskara Putra, Iga Massardi, Teddy Adhitya, dan masih banyak lagi.

“Justru banyak dari mereka yang membawakan karya sendiri di atas panggung, kenapa mereka bergantung itu karena mereka peduli,” tegas Nino Kayam selaku anggota VISI di momen yang sama.

Permasalahan soal kepastian regulasi UU Hak Cipta ini memang menjadi hal yang sangat penting untuk VISI. Bahkan mereka menjelaskan hal-hal yang merugikan untuk para penyanyi dan pencipta lagu jika hal ini tak menuai titik terang.

“Paling besar kerugiannya ketidakpastian. Jadi kita semua penyanyi sudah terbiasa dengan peraturan pemerintah. Kalau sekarang ada direct license dan ini gak resmi ya jadi bikin kita bingung. Yang mau kita dengar siapa, pemerintah atau yang lagi ramai ini. Kalau direct license memang kan belum sah dan pajaknya gak tau riset dari mana tarifnya. Akhirnya kita ya hidup dalam ketidakpastian. Jadi kerugian paling utama ada kebingungan buat saya,” papar Ariel NOAH.

Perihal ini, Ariel pun menegaskan bahwa akar permasalahannya ada pada kinerja Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) atau Lembaga Manajemen Kolektif (LMK). Ariel pun dengan tegas meminta agar lembaga itu diperbaiki sistemnya.

Tak hanya itu, Armand Maulana pun sempat menunjukkan laman milik LMKN yang membahas pembayaran royalti selama ini. Laporan royalti di laman LMKN berhenti sampai 2020 saja.

“Saya lihat di sini (laman LMKN), 2019 oh ada. Lalu 2020 lebih kecil (pendapatannya), oh saya berpikir karena pandemi ya. Lalu saya scroll lagi, udahan. Ternyata cuma sampai 2020 aja,” tutur Armand Maulana.

Maka dari itu Armand Maulana dan teman- teman musisi lainnya memiliki harapan besar pada uji materiilnya di MK mengenai kepastian UU Hak Cipta.


Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.