Wabah Virus Corona, Prancis dan AS Evakuasi Warga dari China
NAGALIGA — Pemerintah Prancis dan Amerika Serikat berencana memulangkan seluruh warganya yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, yang menjadi sumber penyebaran virus Corona jenis baru. Diperkirakan mereka akan melakukan evakuasi itu pada pertengahan pekan ini, dengan cara penerbangan langsung dengan izin China.
Seperti dilansir AFP, Selasa (28/1), keputusan itu disampaikan Menteri Kesehatan Prancis, Agnes Buzyn, usai rapat kabinet bersama Perdana Menteri Eduoard Philippe.
“Jumlah yang akan kami evakuasi bisa belasan sampai ratusan orang,” kata Buzyn.
Menurut Buzyn, saat ini konsulat Prancis sedang mendata ada berapa banyak warga mereka yang berada di Wuhan. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Baptiste Lemoyne, sejumlah negara-negara di Eropa kini berharap bantuan dari Prancis untuk mengevakuasi warga mereka yang terjebak di Wuhan, setelah pemerintah China menutup akses keluar dan masuk.
Lemoyne mengatakan menurut data konsulat diperkirakan ada sekitar 500 warga Prancis yang bermukim di Wuhan. Namun, menurut dia jumlah itu bisa mencapai dua kali lipat karena pegawai perusahaan automotif PSA beserta keluarga mereka dan sejumlah mahasiswa juga bermukim di sana.
Sampai saat ini hanya ada dua negara Eropa yang memiliki perwakilan diplomatik di Wuhan, yakni Inggris dan Prancis. Buzyn mengatakan warga Prancis yang tiba dari Wuhan nantinya bakal dikarantina terlebih dulu selama 14 hari.
Pemerintah Amerika Serikat juga berencana akan mengevakuasi warga mereka yang berada di Wuhan.
Sampai saat ini tercatat ada 82 orang meninggal akibat terjangkit virus corona. Jumlah itu berdasarkan data pengidap sejak akhir 2019.
Orang-orang yang terjangkit virus itu saat ini terdeteksi di China, Kanada, Amerika Serikat, Prancis, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Nepal, Singapura, Australia, Malaysia, Jepang dan Kamboja.