Mon. Dec 23rd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Jelang Idul Adha, Chef Bagi Tips Olah Daging Kurban

Rendang

TRANS7SPORT.COM – Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh pada 29 Juni. Chef Stefu Santoso mengingatkan sebaiknya daging kurban dicuci terlebih dulu sebelum dimasak dan dimakan.

“Kalau daging kurban, menurut saya lebih baik dicuci dulu. Yang tidak dicuci itu sebenarnya karena dagingnya sudah divakum, sudah disteril sehingga bakteri tidak bisa berkembang biak. Kalau kita cuci akan menambah bakteri,” kata Stefu. ”Sedangkan daging kurban, saya sarankan dicuci karena kita melihat kenyataannya. Ketika selesai dipotong, daging kurban itu sebelum dibagi diletakkan di atas terpal. Kemudian dia sudah berada di luar cukup lama. Jadi paling tidak dicuci untuk menghindari bakteri.”

Daging kurban tersebut sebaiknya dicuci dengan air mengalir seperti biasa dan langsung dimasukkan ke dalam kulkas dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius. Dengan demikian, daging pun bisa bertahan di dalam kulkas selama kurang lebih tiga hari.

Agar daging tidak alot
Selain itu, Stefu juga mengungkapkan daging kurban memang terasa alot. Apalagi jika langsung dikonsumsi setelah didapat. Jika ingin terasa lebih empuk, sebaiknya daging perlu melewati tahap aging terlebih dulu. Namun, apabila ingin segera dikonsumsi, Stefu menyarankan daging dimasak untuk membuat menu seperti rendang, gulai, dan makanan basah lain.

”Kalau masaknya basah, misal dibikin gulai atau rendang, itu enggak ada masalah. Paling masaknya agak lama. Tapi kalau disate, dipanggang, itu pasti akan bermasalah karena ada satu proses yang tidak dilewati yaitu aging. Kalau sapi minimum 21 hari, kalau kambing sekitar 18 hari. Harusnya diaging dulu. Dia kan baru mati, jadi ototnya akan mengeras. Memang enggak ada cara lain selain dimasak basah,” tambahnya.

Khusus kambing, Stefu juga menjelaskan akan sulit memilih daging yang tidak berbau sebab bau prengus khas daging kambing berasal dari makanan-makanan yang dikonsumsi saat dia hidup.

”Susahnya, kita enggak tahu apa yang dia makan. Usia juga mempengaruhi. Semakin tua baunya akan semakin kuat karena waktu muda enggak terlalu banyak yang dia makan,” ucap Stefu. ”Kalau mau menghilangkan baunya, bisa di-blanching (merebus daging atau tulang di air mendidih selama 10 detik) atau dibakar dulu baru dimasak dengan menggunakan banyak rempah,” paparnya

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.