Harimau Masuk Perangkap, BKSDA Antisipasi Balas Dendam Warga
NAGALIGA — Seekor Harimau Sumatra yang diduga menyerang warga masuk ke dalam kotak perangkap yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, di Kecamatan Semende Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Sumsel, Selasa (21/1).
Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan sudah mengecek kotak perangkap yang dipasang di kawasan kebun kopi itu pagi hari. Saat hendak mendekat ke boks yang menggunakan kambing sebagai pancingannya itu, kata dia, petugas melihat kandang sudah tertutup dengan seekor harimau di dalamnya.
“Kemarin itu belum ada [harimau], pagi hari sudah ada. Kemungkinan tertangkapnya memang hari ini,” ujar dia, kepada pewarta, Selasa (21/1).
Berdasarkan standar operasional prosedur evakuasi, lanjut Genmam, petugas menutupi harimau yang masuk perangkap tersebut agar tidak kembali agresif. Petugas pun mengantisipasi upaya balas dendam warga saat evakuasi harimau ke pusat penyelamatan dilakukan.
“Kondisi harimaunya baik, tapi posisi saat ini saya rahasiakan dulu, ini demi keselamatan harimaunya juga. Kita minta pengawalan TNI dan polri untuk evakuasi karena kita khawatir ada masyarakat yang enggak suka karena harimau ini sudah menewaskan orang, takutnya ada yang ingin balas dendam,” kata dia.
Pihaknya saat ini masih menunggu informasi dari pusat penyelamatan yang dapat menyediakan tempat untuk satu ekor harimau tersebut dievakuasi. Harimau diketahui akan dievakuasi ke luar Sumsel.
“Kita akan evakuasi ke pusat rescue yang jelas di luar Sumsel, ini sedang koordinasi. Kemungkinan di Lampung, Bengkulu, dan Jambi, maa nanti yang available kita evakuasi harimaunya ke sana. Ini demi keselamatan harimau,” tambah Genman.
BKSDA juga menyiagakan tiga kotak perangkap dan 20 perangkap kamera yang masih terpasang di kawasan jelajah harimau.
“Setelah dari pusat rescue itu akan dilakukan pengecekan kesehatan dan tingkah laku sebelum dilepasliarkan ke tempat yang baru. Sebab habitat yang lama tidak dimungkinkan lagi karena berpengaruh terhadap pakan dan gangguan di dalam hutan lindung. Jadi akan dilepaskan di habitat baru,” tutur Genman.
Diketahui, delapan peristiwa konflik harimau dengan manusia terjadi sejak 17 November 2019. Sebanyak enam warga tewas, dan dua lainnya luka-luka akibat serangan harimau tersebut.
Lokasi penyerangan tersebar di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, serta perbatasan Lahat-Muara Enim. Tiga daerah tersebut merupakan satu hamparan kawasan hutan lindung Dempo dan Kikim Seblat yang menjadi habitat satwa liar dilindungi, termasuk Harimau Sumatra.