Zoom Jelaskan Alasan Fitur Utama Tak Diaktifkan Bagi Pengguna Gratis
JAKARTA – Mengikuti peningkatan Zoom yang belum pernah terjadi sepanjang aplikasi hadir di dunia maya, sejumlah masalah seputar keamanan dan privasi telah diajukan terhadap layanan pertemuan cloud.
Seperti dilansir Bloomberg, CEO ZoomEric Yuan telah menjelaskan beberapa alasan di balik keputusan keamanan tertentu untuk tingkat layanan gratis perusahaan.
Seperti diketahui, layanan konferensi video Zoom mendapat kecaman beberapa bulan lalu karena membuat klaim menyesatkan tentang tingkat enkripsi yang tersedia untuk pertemuannya. Meskipun Zoom mengiklankan ‘enkripsi ujung-ke-ujung’ (atau E2EE), perusahaan itu terungkap menggunakan definisi uniknya sendiri dari istilah tersebut —rapat dienkripsi antara server Zoom, bukan klien individual. Ini artinya perusahaan secara teoritis dapat mengakses setiap pertemuan yang dipilihnya.
Meskipun Zoom telah menyatakan pemantauan seperti itu tidak akan pernah terjadi, masalah itu juga dilaporkan bekerja pada peningkatan keamanan dan perencanaan untuk membawa E2EE ke semua pelanggan yang membayar dalam waktu dekat. Ya, itu tidak termasuk semua pelanggan gratis, dan perusahaan telah menjelaskan persoalan tersebut agar dapat lebih mudah bekerja sama dengan penegak hukum dan pihak berwenang.
“Kami juga ingin bekerja sama dengan FBI, dengan penegak hukum setempat jika beberapa orang menggunakan Zoom untuk tujuan yang buruk,” kata CEO Eric Yuan, seperti dikutip Giz China dari Bloomberg.
Di masa lalu, Zoom telah dieksploitasi dalam berbagai cara, dari ‘Zoombombing’ yang tidak berbahaya, tapi mengganggu hingga tujuan jahat seperti pidato kebencian, pelecehan anak, dan kegiatan ilegal lainnya.
Saat ini, karyawan Zoom dapat memasuki rapat sebagai pintu belakang yang gagal untuk menindak penyalahgunaan platformnya. Namun ini tidak mungkin dilakukan dengan koneksi terenkripsi E2E. Itu sebabnya perusahaan membatasi ketersediaan standar keamanan yang ditingkatkan dalam upaya untuk mencegah penyalahgunaan.
Konsultan keamanan Zoom, Alex Stamos, juga men-tweet tentang situasi tersebut. Dia menjelaskan, implementasi E2EE membutuhkan “tindakan penyeimbangan yang sulit”. Menjaga agar E2EE dibatasi untuk pengguna berbayar, tetapi Zoom juga telah menyatakan komitmennya untuk menyediakan solusi yang lebih komprehensif di masa depan.
Jelas, kebutuhan luas akan solusi konferensi video dan kompleksitas beragam koneksi pengamanan internet menyulitkan proses bekerja menuju cloud yang lebih nyaman, aman, dan aman. Namun mudah-mudahan, upaya terbaru Zoom akan dapat mengimbangi kebutuhan basis penggunanya yang terus berkembang.