WhatsApp Klarifikasi Tudingan Bisa Membaca Pesan Penggunanya
JAKARTA – WhatsApp mengklarifikasi tudingan dari ProPublica yang menyatakan perusahaan bisa membaca pesan penggunanya. Sebelumnya, pihak WhatsApp juga telah menampik tudingan tersebut.
Klarifikasi yang datang dari pihak WhatsApp ini berdasarkan pembaruan artikel dari ProPublica. Sebelumnya, laporan dari organisasi nirlaba itu menyebutkan bahwa Facebook dan WhatsApp bisa membaca pesan penggunanya.
“ProPublica telah mengunggah klarifikasi di bagian atas artikelnya yang menyatakan bahwa ulasan WhatsApp atas laporan pengguna tidak merusak enkripsi end-to-end,” jelas WhatsApp Indonesia, dalam klarifikasinya kepada MNC Portal, Sabtu (11/9/2021).
ProPublica juga mengakui versi sebelumnya dari artikel itu menyebabkan kebingungan yang tidak disengaja, tentang sejauh mana WhatsApp dapat memeriksa pesan penggunanya dan apakah artinya membobol enkripsi yang menjaga pesan untuk tetap rahasia.
“Kami telah menyesuaikan penyampaian kami dalam artikel ini untuk memperjelas bahwa WhatsApp hanya dapat memeriksa pesan yang telah dilaporkan oleh pengguna sebagai pesan yang kemungkinan menyalahi ketentuan layanan. Enkripsi end-to-end tidak dibobol,” jelas ProPublica.
Selain itu, WhatsApp juga kembali menegaskan tidak seorang pun di luar obrolan, bahkan WhatsApp, dapat membaca atau mendengarkan pesan pengguna. Pesan itu otomatis muncul di layar pengguna sebelum mereka mengirimkan pesan, sehingga menjadi pengingat bagi para penggunanya.
Sebelumnya ProPublica juga menyebutkan bahwa Director of Communications WhatsApp , Carl Woog, mengakui perusahaannya memiliki tim karyawan kontrak yang tugasnya meninjau pesan yang dilaporkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memblokir pelanggaran yang parah.Terkait hal ini, ProPublica menjelaskan bahwa karyawan WhatsApp hanya memiliki akses ke sebagian pesan yang telah dilaporkan oleh pengguna, dan secara otomatis diteruskan ke WhatsApp sebagai pesan yang kemungkinan menyalahi ketentuan.
“Tinjauan ini adalah salah satu elemen dalam operasi pemantauan yang lebih luas, di mana WhatsApp juga memeriksa materi lain yang tidak terenkripsi, termasuk data seputar pengirim dan akun mereka,” tambah organisasi itu.
Sementara menuturkan bahwa artikel ProPublica yang telah diperbarui secara jelas menyatakan bahwa tinjauan laporan pengguna WhatsApp tidak merusak enkripsi end-to-end.
“Artikel terbaru tersebut juga menerangkan bahwa tinjauan yang dilakukan oleh WhatsApp hanya dapat membaca pesan yang diteruskan dari laporan pengguna langsung ke perusahaan untuk diperiksa sebagai kemungkinan penyalahgunaan,” tandasnya.
Dalam artikel sebelumnya, ProPublica digadang berhasil mengungkap bahwa WhatsApp memiliki lebih dari 1.000 karyawan kontrak di Austin, Texas, Dublin, dan Singapura, yang bertugas untuk memeriksa setiap konten yang dilaporkan oleh penggunanya.
Menurut ProPublica, sistem pelaporan ini telah melanggar privasi pengguna WhatsApp. Aplikasi diyakini bisa mengumpulkan informasi tambahan seperti nama grup yang diikuti pengguna, nomor telepon, foto profil, pesan status, level baterai ponsel, bahasa, dan zona waktu. Bahkan, ID unik ponsel dan alamat IP, serta akun Facebook dan Instagram, dan lainnya juga bisa diketahui.