Virus Corona Tekan Penjualan Mobil di China pada Januari
NAGALIGA — Dampak wabah global virus corona memukul penjualan mobil di China. Penurunan yang terjadi disebut lebih parah ketimbang wabah virus SARS pada 2003.
Asosiasi pemanufaktur otomotif di China menyebutkan pada Januari 2020 total penjualan kurang dari dua juga unit atau turun 18 persen dibanding bulan yang sama pada tahun lalu. Merosotnya penjualan diproyeksi bisa semakin besar pada Februari.
Saat wabah SARS pada April 2003, penjualan mobil di China turun 13 persen dan 8 persen pada Mei 2003. Namun setelahnya industri otomotif di negeri tirai bambu kembali bangkit.Menurut pelaku industri, mengutip CNN pada Jumat (14/2), virus corona memang diprediksi mengancam segala aspek. Efek buruk pada industri otomotif kini mulai terlihat jelas.
Efek virus corona mengganggu rantai pasokan industri mobil di China dan banyak negara lainnya. Banyak pabrik mobil di China tutup selama berminggu-minggu dan belum tahu kapan mereka akan kembali membuka pabriknya.
Toyota di China mengatakan perusahaan sedang menimang kemungkinan paling tidak membuka kembali pabrik pada pekan depan.
Asosiasi mobil China menyebutkan hanya 59 pabrik dari jumlah 183 pabrik yang dapat memproduksi mobil sejak Rabu. Para ahli khawatir banyak pabrik mobil di seluruh dunia berhenti beroperasi jika pemasok suku cadang di China tetap tutup lebih lama.
Upaya produsen China meningkatkan volume mobil listrik dijelaskan juga mulai suram. Penjualan mobil-mobil jenis itu anjlok 54 persen pada Januari menjadi 44 ribu unit.