Twitter Akan Beri Label Konten Manipulatif
MENLO PARK – Twitter akan mulai memberi label dan dalam beberapa kasus akan mengambil tindakan menghapus konten.
Konten berupa foto, audio, dan video hasil rekayasa atau manipulasi yang sengaja dibuat untuk menyesatkan orang lain bisa jadi akan dihapus.
Platform tersebut mengatakan bahwa aturan baru melarang berbagai unggahan yang dimanipulasi yang mengancam keselamatan fisik, menimbulkan gangguan ketertiban, menggangu privasi dan unggahan yang mengintimidasi seseorang.
Untuk mengenali konten bermasalah, Twitter mempertimbangkan unutk menggunakan laporan dari pengguna dan kerja sama dengan pihak ketiga.
Dikutip dari The Guardian, Jumat (7/2/2020) sebelum keputusan ini diambil, Twitter mengaku telah lebih dulu mengdakan survei dalam enam bahasa.
Hasilnya dari 6.500 hasil survei, mayoritas responden mengatakan tweet yang menyesatkan harus diberi label. Meskipun tidak semua orang sepakat tweet tersebut harus dihapus.
Twitter baru-baru ini dikabarkan telah memberi label peringatan tersebut ke video politikus Nancy Pelosi. Konten itu akan dihapus jika teks yang menyertainya bi
Google, Facebook, Twitter, dan perusahaan teknologi lainnya berada di bawah tekanan untuk mencegah campur tangan dalam pemilihan umum AS tahun 2020 setelah mereka dimanipulasi empat tahun lalu oleh para aktor yang terhubung dengan Rusia.
Google dan YouTube mengklarifikasi kebijakannya seputar manipulasi politik, menegaskan kembali bahwa mereka melarang video “deepfake” terkait pemilihan.