Sistem Face Recognition Buat Warga China Khawatir
JAKARTA – Baru-baru ini China berlakukan teknologi Face Recognition atau pengenalan wajah pada seluruh warganya. Namun, teknologi tersebut justru buat warga negara tirai bambu khawatir.
Sebagaimana dilansir dari laman BBC News, Senin (09/12/2019) sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian Beijing menunjukkan meningkatnya tekanan terhadap pengenalan wajah di Tiongkok.Sekitar 74% responden mengatakan, mereka ingin opsi untuk dapat menggunakan metode ID tradisional melalui teknologi untuk memverifikasi identitas mereka.
Kekhawatiran tentang data biometrik yang diretas atau bocor adalah perhatian utama yang dikutip oleh 6.152 responden.
Survei, pertama kali dilaporkan di Barat oleh The Financial Times, yang dirilis pada hari Kamis oleh Pusat Penelitian Perlindungan Informasi Pribadi Nandu. Hal ini telah digambarkan sebagai salah satu studi besar pertama dari jenisnya ke opini publik, mengenai subjek di daratan China.
Sebanyak 80% responden mengutarakan bahwa mereka khawatir operator sistem pengenalan wajah memiliki langkah-langkah keamanan yang lemah. Penelitian terpisah juga menunjukkan bahwa mereka memiliki alasan kuat untuk khawatir.
China sendiri saat ini berada di peringkat terburuk dari 50 negara yang disurvei dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan cybersecurity, Comparitech, yang mengamati bagaimana ID biometrik dan sistem pengawasan secara luas dan invasif digunakan. Dikatakan, China tidak memiliki hukum khusus untuk melindungi biometrik warganya dan menyoroti kurangnya perlindungan bagi karyawan di tempat kerja.
Sistem pengenalan wajah sendiri, saat ini sedang diluncurkan di stasiun, sekolah, dan pusat perbelanjaan di seluruh negeri dengan populasi penduduk paling banyak di dunia.