Salah Satu Satelit Terbesar di Asia, Ini Spesifikasi dan Tujuan Peluncuran Satria-1
TRANS7SPORT.COM – Badan Aksesibilitas dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kemenkominfo) telah meluncurkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1) pada Senin, 19 Juni 2023, menggunakan roket milik SpaceX.
Satria-1 diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat oleh perusahaan antariksa yang dimiliki pebisnis Elon Musk, SpaceX. Selain SpaceX, beragam perusahaan internasional lainnya yang terlibat dalam proyek ini, di antaranya Thales Alenia Space (TAS) yang merakit Satria-1.
The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE) dan Kratos yang bertanggung jawab pada operasional 11 stasiun bumi untuk memantau dan mengontrol SATRIA-1.
Satelit yang disiapkan sejak 3 Mei 2019 itu meluncur dengan menggunakan roket Falcon 9. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Satria-1 akan menjadi salah satu satelit terbesar se-Asia.
Satria-1 bakal meluncur pada orbit 106 Bujur Timur dan aktif beroperasi mulai triwulan keempat tahun ini. Apabila berhasil mengorbit, nantinya Satria-1 akan memiliki masa guna minimal 15 tahun.
Spesifikasi dan tujuan peluncuran Satria-1
Satria-1 didesain khusus untuk internet cepat, lengkap dengan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) serta frekuensi Ku-Band berkapasitas 150 gigabita per detik. Untuk wujud fisik, satelit tersebut memiliki tinggi sekitar 6,5 meter dan bobot 4,5 ton.
Tujuan utama dibangunnya Satria-1 untuk memperbaiki kekurangan konektivitas terhadap layanan publik pemerintahan di seluruh Indonesia, terutama daerah terluar, terpencil, dan tertinggal (3T). Keberadaan proyek ini juga akan mendukung transformasi ekonomi digital bagi wilayah yang belum terjangkau jaringan internet.
Menurut Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, pada 2020, masih ada setidaknya 12.548 desa yang belum terjangkau sinyal 4G yang memadai. Dengan dikerahkannya Satria-1, pemerintah berharap agar 150.000 titik layanan publik yang belum memiliki fasilitas internet bisa segera terdigitalisasi.
Ratusan ribu layanan publik tersebut mencakup 93.900 sekolah dan pesantren, 3.700 puskesmas dan rumah sakit, 3.900 layanan keamanan masyarakat, 47.900 kantor desa atau kelurahan, serta 600 lokasi lainnya.
11 Stasiun Bumi
Proses pabrikasi Satria-1 berlangsung di Cannes, Prancis. Kominfo memulai pembangunan Stasiun Bumi di Cikarang, Jawa Barat, sejak Agustus 2018. Stasiun Bumi berfungsi sebagai jembatan angkasa telekomunikasi supaya jaringan internet supercepat dapat sampai ke daerah 3T.
Terdapat tiga jenis Stasiun Bumi Satria-1 yang disiapkan. Jenis pertama yaitu Pengendali Satelit Primer yang menjadi pusat kendali alur pergerakan satelit dan mengontrol proses penerimaan sinyal.
Kemudian ada Network Operation Control (NOC) dengan fungsi mengawasi, mengendalikan, serta mencatat segala aktivitas jaringan untuk memastikannya berjalan sesuai standar. Terakhir adalah Gateway Satellite, semacam port atau hub yang mengirimkan data dua arah antara satelit dan local area network.
Selain Cikarang, sepuluh lokasi Stasiun Bumi lainnya berada di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.