Riset UI: Mobil Listrik Laku jika Seharga Avanza
NAGALIGA — Pemerintah terus mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Hadirnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai salah bukti keseriusan pemerintah membangun industri mobil ramah lingkungan.
Lantas bagaimana harga yang sesuai untuk satu unit mobil listrik?
Kepala Seksi Pemberdayaan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Andi Komara menilai banderol mobil listrik yang dipasarkan di Indonesia saat ini masih kemahalan dan belum menjangkau banyak konsumen. Contohnya Tesla (Model X, S, dan 3), Hyundai Ioniq, dan BMW i3 dijual di atas Rp500 juta.
Menurut Kemenperin berdasarkan hasil riset Universitas Indonesia harga per unit mobil listrik sekitar Rp240 juta.
“Jadi saat itu studi dilakukan LPM UI dengan melibatkan masyarakat dan hasilnya disampaikan ke kami,” kata Andi di Jakarta, Rabu (12/2).
Menurut dia harga Rp242 juta merupakan hitung-hitungan dari harga rata-rata mobil paling laris di Indonesia. Ia mengatakan mayoritas masyarakat Tanah Air membeli kendaraan roda empat dengan rentang harga Rp200 juta-Rp230 juta.
Harga tersebut masuk ke dalam kategori banderol Low Multi Purpose Vehicle (MPV) yang terdiri dari Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, hingga Suzuki Ertiga.
“Di survei lah saat itu misal ada mobil dengan teknologi ramah lingkungan mau menerima jika harganya berapa. Ternyata ketemu gap tujuh persen dari Rp200 juta-Rp230 juta,” katanya.
“Ya misal Rp230 juta terus itu tujuh persen, ya dapat Rp242 juta itu. Ketika harga sudah segitu baru masyarakat mau berganti ke sana. Jika tidak masyarakat tidak mau beli,” ucapnya kemudian.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin juga menilai harga mobil murni bertenaga listrik yang dipasarkan di Tanah Air bisa dipatok di kisaran harga Toyota Avanza, atau Rp194,65 juta- Rp227,3 juta.
Konsumen belum yakin dengan mobil listrik
Hasil survei UI, dijelaskan Andi terdiri dari beragam indikator seperti ketersediaan infrastruktur pengisian listrik, penghematan saat penggunaan mobil listrik dibanding konvensional, dan harga jual kembali.
Hanya saja, menurut Andi pada dasarnya konsumen mengamati hal paling penting dari mobil listrik adalah harga jualnya. Sementara indikator lainnya mengikuti berdasarkan hasil survei.
“Tapi paling utama ya harga awal saat masyarakat membeli,” tutup Andi.