Produsen Smartphone Ramai-Ramai Bikin Chip Sendiri, Apa Plus Minusnya?
BEIJING – Belakangan beberapa produsen smartphone memilih untuk memproduksi prosesor mereka sendiri. Melihat fenomena ini, ada sisi baik dan buruk bagi para produsen.
Analis Eric Tseng di Isaiah Research mengatakan, langkah pembuat smartphone untuk menggunakan prosesor mereka sendiri memiliki risiko.
Chipset yang diproduksi, kata Tseng, bisa jadi tidak berkinerja seandal sepesifikasi standar dari pemasok yang sudah lama berkecimpung di industri chipset.
”Itulah mengapa kami tidak melihat banyak pemain berani menggunakan chipset seluler mereka sendiri. Juga, mengapa kebanyakan dari mereka mulai mengembangkan chip pemrosesan sinyal gambar terlebih dahulu,” ujarnya dilansir dari Nikkei Asia, Jumat (22/10). Namun, di sisi lain, bagi sebagian besar pembuat smartphone, memiliki prosesor seluler mereka sendiri membawa manfaat besar.
Analis dari Counterpoint Brady Wang menyebutkan manfaat utama membuat chip sendiri adalah diferensiasi dan kontrol rantai pasokan yang lebih baik.
”Jika semua orang menggunakan chipset Qualcomm untuk ponsel andalannya, maka sangat sulit untuk mengklaim bahwa Anda memiliki kinerja dan produk yang unik,” tuturnya.
”Sementara itu, Anda harus bersaing untuk alokasi chip dan sumber daya dengan pesaing Anda selama masa kekurangan seperti sekarang dan tidak memiliki visibilitas langsung dari rantai pasokan chip,” sambung Wang.
Namun ia melihat beberapa upaya pembuatan chip internal telah membuahkan hasil, seperti misalnya Apple, Huawei dan Samsung. Walaupun demikian, tetap ada hambatan dan perlu adanya upaya berkelanjutan dari tim produsen smartphone yang membuat chipset sendiri. ”Seperti halnya integrasi sistem yang sangat rumit. Serta biaya yang meningkat seiring kemajuan teknologi pembuatan chip,” ungkap Wang.Seperti diketahui, Apple memiliki chip Apple Silicon yang tidak hanya mentenagai iPhone, tapi juga komputer MacBook. Sedangkan Huawei memiliki Kirin, Samsung dengan Exynos, serta yang terbaru Google dengan Tensor.