Pengadilan Ungkap Pangkal Sebab Sengketa Apple dan Epic Games
Jakarta – Apple mengungkapkan kalau Epic Games, pengembang game Fortnite, meminta untuk membuat toko game sendiri di dalam App Store. Permintaan itulah yang menjadi pangkal perselisihan di antara keduanya atas model pembayaran dalam aplikasi tersebut.
Seperti yang terungkap dalam jawaban atas gugatan di pengadilan California, Amerika Serikat, pada Jumat 21 Agustus 2020, Apple menilai permintaan itu akan menjungkirbalikkan model bisnis toko aplikasi pembuat iPhone tersebut. Apple meminta hakim federal untuk menolak permintaan Epic Games untuk tetap berada di App Store.
Apple sebelumnya telah menghapus game populer “Fortnite” pada awal bulan ini setelah Epic meluncurkan metode pembeliannya sendiri dalam game tersebut. Menurut Apple, apa yang dilakukan Epic Games melanggar aturan App Store. Aturan tersebut mengharuskan game dan aplikasi lain untuk menggunakan sistem pembayaran dalam aplikasi Apple, yang membebankan komisi antara 15 persen dan 30 persen.
Epic lalu menggugat Apple atas penghapusan tersebut, mengklaim aturan App Store melanggar undang-undang antitrust. Epic juga meluncurkan kampanye dengan dorongan media sosial #FreeFortnite dan parodi iklan Apple “1984”.
Di hadapan Hakim Distrik AS Yvonne Gonzalez Rogers di Oakland, Apple membawa perselisihan tersebut sebagai bagian dari perselisihan bisnis yang lebih luas. Apple menuding CEO Epic Tim Sweeney meminta pengecualian atas aturannya untuk membuat “Epic Games Store” di dalam App Store.
Setelah menolak permintaan tersebut, menurut Apple, Sweeney justru mengkritik cara mereka menjalankan App Store. Apple mengatakan Sweeney mengirim email kepada Phil Schiller, kepala App Store Apple, yang mengatakan Epic tidak akan lagi mematuhi aturan pembayaran, dan meluncurkan sistem pembayarannya sendiri beberapa jam kemudian.
Captain America hadir di Fortnite. Kredit: epicgames.com
Epic telah meminta pengadilan untuk mengeluarkan perintah yang memblokir penghapusan Apple atas Fortnite dari App Store. Epic mengatakan bahwa langkah tersebut–bersama dengan ancaman Apple untuk menghentikan akun pengembang–akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki untuk Epic dan harus ditunda menunggu kasus tersebut berjalan di pengadilan.
Menurut Epic, penghentian akun pengembangnya juga dapat menghambat kemampuannya untuk menawarkan produk yang dinamai Unreal Engine, alat perangkat lunak untuk grafik komputer yang digunakan oleh ratusan game dan aplikasi lain untuk mendukung penawaran mereka.
Dalam pengajuan pengadilan, Jumat, Apple menyebut penghapusan “Fortnite” dari App Store sebagai “luka yang ditimbulkan sendiri” dan berpendapat bahwa hakim seharusnya tidak mengabulkan permintaan Epic. “Epic tahu betul bahwa, dalam menghindari proses Apple dan melanggar kontraknya, itu menempatkan seluruh hubungannya dengan Apple –termasuk Unreal Engine dan proyek lainnya — dalam risiko serius,” tulis Apple dalam jawabannya.
“Epic Games membuat keputusan yang diperhitungkan untuk melanggar, dan kemudian maju ke Pengadilan ini untuk menyatakan bahwa pelanggannya dirusak,” kata Apple.