Pasien Ketiga Sembuh dari HIV setelah Cangkok Stem Cell untuk Leukimia
Seorang pria berusia 53 tahun di Düsseldorf, Jerman, dinyatakan telah sembuh dari infeksi virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh atau HIV. Dia menjadi orang ketiga yang mengalami itu setelah menjalani cangkok sel induk atau stem cell darah sebagai penanganan terhadap leukimia yang dideritanya.
Pria itu tak lagi memiliki gejala adanya infeksi aktif selama empat tahun sejak berhenti meminum obat-obatan antiretroviral. “Kami kira sudah tidak ada lagi virus padanya,” kata Björn-Erik Ole Jensen, anggota tim dokter di Düsseldorf University Hospital. Dia bersama timnya mempublikasikan total perkembangan sembilan tahun pascatransplantasi tersebut pada 20 Februari 2023 lalu.
Pria pasien dari Düsseldorf ini terkonfirmasi positif HIV tipe 1 pada 2008. Selang tiga tahun dia mulai mengidap leukimia atau kanker darah. Pengobatan dengan cara kemoterapi diberikan, tapi dia sakit lagi pada tahun berikutnya.
Pada 2013, stem cell darah dalam sumsum tulang pria itu yang membuat berkembang sel-sel imun–termasuk sel kanker–mati oleh kemoterapi dan kemudian digantikan dengan sel punca darah donor. Sangat penting bahwa tim dokter menemukan seorang donor dengan stem cell darah yang sudah bermutasi di mana reseptor CCR5–yang HIV gunakan untuk pintu masuk menginfeksi sel-sel imun–lumpuh.
Transplantasi menggunakan sel induk darah dari donor itu membuat sistem imun pasien Düsseldorf mampu resisten terhadap HIV.
Pada 2017, tim dokter menghentikan asupan obat-obatan penekan sel imun (immunosuppressing drugs) yang biasa digunakan untuk mencegah penolakan terhadap sel donor dan, pada November 2018, pengobatan antiretroviral dihentikan.
Dua pasien kanker darah sebelumnya juga dilaporkan sembuh dari HIV dalam cara yang sama. Meski demikian, karena cangkok sumsum tulang sangat berisiko, dan bahwa pengobatan yang ada sekarang mampu menahan virus, cara ini tidak akan pernah digunakan untuk mengobati HIV secara langsung.
Satu pendekatan alternatif yang sedang diteliti adalah menggunakan edit gen untuk memutasi gen CCR5 dalam sistem imum dari pasien positif HIV.