No Debat, Sony ZV-1 Adalah Kamera Vlogging Terbaik 2020!
JAKARTA – Sony sangat terlambat. Ketika Canon sudah memiliki tiga generasi Canon G7X yang dirancang sepenuhnya untukvlogging, mereka tetap ”kekeuh” dengan kamera “point and shoot premium” RX100 yang sudah masuk generasi ketujuh dan semakin tidak jelas posisinya di pasar.
Hingga akhirnya mereka sadar juga. Kebutuhan kamera yang “tailor made” untuk ngevlog sangat besar. Smartphone memang bisa untuk ngevlog. Tapi, konsumen tetap butuh kamera terpisah untuk merekam kegiatan mereka lebih nyaman dan lebih mendapatkan hasil maksimal.
Maka, keluarlah Sony ZV-1. Tujuannya hanya satu: mengakomodir semua kebutuhan para vlogger. Baik itu kualitas gambar yang di optimalkan untuk ngevlog, fitur bokeh, warna kulit natural, fokus yang cepat, layar Vari-Angle LCD Screen, penstabil video, hingga dynamic range dan kualitas video di low light.
Sebagai orang yang menggunakan kamera saku untuk ngevlog, saya bisa mengatakan bahwa kali ini Sony melakukan semuanya dengan benar. Benar dari sisi harga (Rp10 juta), benar juga dari sisi fitur dan fungsi.
Berikut adalah fitur-fitur terbaik Sony ZV-1, yang menjadikannya layak disebut sebagai kamera vlogging terbaik di 2020.
Dioptimalkan untuk Ngevlog
Dimensi kamera Sony ZV-1 (kiri) dibandingkan kamera Sony RX100 dan Sony mirrorless seri A. Foto-foto: Sindonews/danang arradian
Ngevlog adalah kegiatan tidak terduga dan spontan. Yang seringnya dihadapkan pada kondisi serbacepat agar tidak ketinggalan momen. Cepat menyalakan kamera, cepat menekan tombol Rec, cepat fokus menangkap obyek.
Sony ZV-1 melakukan semuanya dengan baik. Begitu layar dibuka, kamera langsung menyala. Posisi tombol “Record video” juga besar dan mudah ditekan. Lalu, fokusnya pun supercepat, khas Sony.Body Grip-nya enak dipegang dan tidak licin. Saya juga suka sekali dengan Recording Lamp yang menyala merah sebagai penanda video sedang merekam atau tidak.
Vari-Angle LCD
Saya suka sekali konsep layar LCD vari-angle Sony ZV-1. Secara desain LCD putar 3 inci itu terlihat berkelas. Bahkan, ini kamerakompak pertama Sony yang mengusung layar LCD vari-angle. Secara fungsi juga memudahkan untuk memeriksa framing untuk vlog dan swafoto.
Product Showcase Setting
Fitur ini penting sekali untuk vlogger yang biasa mereview produk. Ketika aktif, transisi fokus sangat cepat dan presisi dari saya ke produk yang sedang diulas. Wow, ini menyenangkan sekali. Caranya cukup tekan tombol kustom C2. Caranya cukup pegang produk di depan kamera dan kamera akan mengubah titik fokus dari wajah. Saya suka sekali fitur ini.
Hasil Rekaman Suara Jelas
Vlogging tidak cuma soal gambar. Tapi juga suara. Sony paham betul hal ini. Maka, mereka merancang mikropon internal yang 3-kapsul yang masif. Suaranya renyah dan tebal. Bahkan pelindung angin pun disertakan. Dan jika masih kurang, ada selot jack 3.5 mm dan hot shoe untuk dudukan aksesoris audio eksternal. Sony benar-benar memikirkan semuanya.
Bokeh Satu Sentuhan
Saya suka sekali bagaimana Sony menyediakan tombol khusus Background Defocus atau Bokeh (tombol C1) di Sony ZV-1. Karena bokeh adalah inti dari vlogging. Ketika kita berbicara di Sony ZV-1, idealnya fokus harus ke wajah. Dan hanya dengan menekan satu tombol, saya bisa mengaburkan latar belakang dengan cepat.
Stabilisasi Gambar
Stabilisasi gambar di video bukan fitur baru. Tapi wajib. Sony ZV-1 melakukan ini dengan gabungan sistem stabilisasi optik dan elektronik SteadyShot. Hasilnya cukup baik.
Super Slow Motion
Sony ZV-1 mampu merekam video super slow moiton tingkat kecepatan rekaman per frame hingga 960 fps. Fitur ini wajib untuk membuat video B-Roll yang berkualitas.
Transisi Auto-Exposure
Ketika ngevlog, saya dihadapkan pada berbagai kondisi pencahayaan, tapi algoritma Auto-Exposure Sony ZV-1 terbilang bisa menyesuaikan pencahayaan dengan baik. Misalnya dari dalam rumah ke luar. Di matahari langsung atau di bawah pohon. Saya terhindar dari over exposure berlebihan.
Teknologi Fast Hybrid AF membuat sensor menggunakan 315 titik fokus deteksi fase di seluruh 65% area layar untuk berpindah antarsubjek.
Kualitas Teknologi Sony
Sistem autofocus Sony dapat mengunci dan melacak subjek dengan akurasi serta kecepatan tinggi.Tidak ada yang meragukan kualitas video Sony. Termasuk di Sony ZV-1. Walau kompak, tapi sensor yang dipakai cukup baik. Yakni sensor gambar Exmor RS CMOS tipe 1.0 ditumpuk dengan cip DRAM dan lensa large-aperture 24-70mm F1.8-2.8 ZEISS Vario-Sonnar T.
Sensor besar ini penting untuk bokeh, merekam video resolusi 4K 24/30 FPS, gerakan superlambat, juga fokus yang cepat mengenali wajah hingga mata penggunanya.
Cukup hadapkan wajah ke kamera, maka kamera bisa mengenali warna, pola (kecerahan), jarak (kedalaman) subjek, dan informasi wajah/mata lalu kemudian secara otomatis melakukan pelacakan fokus presisi.
Saya juga suka dengan warna kulitnya yang alami, dan tidak terlalu banyak peran software seperti di kamera ponsel. Walau, opsi soft skin untuk menyamarkan noda pada kulit tetap ada.
Bahkan, Sony ZV-1 juga bisa merekam video dalam kondisi vertikal sehingga mudah digunakan untuk Story di Instagram dengan mengirimkannya ke ponsel lewat Imaging Edge Mobile
Apa Kekurangannya?
Memang ada beberapa hal yang jadi catatan. Pertama, kontrol layar sentuh yang tidak nyaman disentuh. Tidak responsif dan tidak intuitif. Sulit untuk mengganti penyetelan hanya dengan menyentuh layar.
Jika masuk ke menu, lebih pusing lagi. Navigasi Sony termasuk yang paling “mbulet”. Butuh waktu 10-15detik bagi saya sekadar untuk menemukan penyetelan yang saya inginkan. Tidak ada pula tombol yang bisa ditekan cepat untuk berganti-ganti menu.
Terlepas dari kekurangannya, saya merekomendasikan Sony ZV-1 untuk mereka yang butuh kamera video ringkas dan berkualitas untuk kebutuhan Instagram dan YouTube. Mereka tidak perlu memikirkan apapun lagi kecuali fokus pada pembuatan konten.