Liga Champions, Barca dan Muenchen Harus Melupakan Sejenak Romantisme
LISBON – Dari delapan kontestan perempat final Liga Champions, hanya Barcelona dan Bayern Muenchen yang sudah pernah mengangkat trofi kuping besar. Selebihnya adalah pendatang baru yang belum pernah merasakan bagaimana indahnya kemenangan di final.
Karena itu, saat keduanya sudah harus bersua di perempat final, tak sedikit yang mengeryitkan dahi dan sedikit kecewa karena bisa jadi banyak yang berharap Barcelona dan Bayern bertemu di final. Selain sama-sama tim tradisional, mereka memiliki kesamaan dan hubungan “mesra” yang lama terjalin.
Sebagai dua tim yang paling dikenal dengan latar belakang sejarah panjang di jagat sepak bola Eropa, Bayern dan Barca boleh dibilang sangat mesra. Bayangkan saja, keduanya saling bertukar pelatih kelas dunia, kerap melakukan transfer atau peminjaman pemain, dan kompak berprestasi di level tertinggi.
Baik Barca maupun Bayern pernah dilatih Pep Guardiola dan Louis van Gaal pada waktu berbeda. Van Gaal menghabiskan tiga musim dari 1997 hingga 2000 di Camp Nou. Dia memenangkan dua gelar Primera Liga 1997/1998, 1998/1999, satu Copa del Rey 1997/1998 dan Piala Super Eropa 1997.
Van Gaal menangani Bayern periode 2009—2011. Pelatih asal Belanda itu membawa Die Roten meraih gelar Bundesliga 2009/2010, satu DFB Pokal 2009/2010, dan DFL Supercup 2010. Sementara Guardiola adalah pemain Van Gaal di Barca dan pada akhirnya akan ditunjuk sebagai pelatih Blaugrana pada musim panas 2008 hingga 2012.
Bersama Barca, Guardiola mempersembahkan tiga gelar Primera Liga, dua Copa del Rey, tiga Supercopa de Espana, dua Liga Champions, dua Super Eropa, dan dua kali Piala Dunia Antarklub. Setelah bergelimang gelar di Barca, Guardiola kemudian memutuskan menerima pinangan Bayern setelah rehat satu musim. Di Jerman, pelatih kelahiran Santpedor, Spanyol, itu meraih tiga gelar Bundesliga, dua DFB-Pokal, satu Piala Super Eropa, dan sekali mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub.
Dari sisi pemain, terdapat beberapa nama yang berganti kesetiaan bersama Barca maupun Bayern. Mereka adalah Patrick Andersson, Mark Hughes, Pepe Reina, Mark van Bommel, Thiago Alcantara, Philippe Coutinho, dan Arturo Vidal.
Belum cukup sampai di situ, Barca dan Bayern sejauh ini sama-sama mengoleksi lima gelar Liga Champions. Blaugrana meraihnya di musim 1991/1992, 2005/2006, 2008/2009, 2010/2011, 2014/2015, sedangkan Bayern mendapatkannya di musim 1973/1974, 1974/1975, 1975/1976, 2000/2001, 2012/2013.
Hanya, semua romantisme tersebut harus dilupakan saat mereka bertemu di Estadio do Sport Lisboa, dini hari nanti. Barca dan Bayern harus saling bunuh di babak perempat final untuk mendapatkan tiket semifinal. Dari sisi Barca, Liga Champions adalah gelar yang harus diamankan armada Quique Setien setelah kegagalan di Primera Liga, Supercopa de Espana, dan Copa del Rey musim ini.
Penyerang Antoine Griezmann mengatakan, Barca memiliki mentalitas yang berbeda di Liga Champions. Kemenangan 3-1 di leg kedua babak 16 besar melawan SSC Napoli, Minggu (9/8), merupakan yang kelima dari enam pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Hal itu membuat Blaugrana sangat percaya diri menghadapi Bayern. Griezmann menilai timnya sudah berada di jalur yang tepat dan harus mengaplikasikan strategi permainan dengan jitu bila ingin menumbangkan Bayern.
“Kami tahu ini akan sulit karena Bayern sangat kuat. Tapi, kami tahu apa yang harus kami lakukan untuk lolos ke semifinal. Ini akan menjadi pertandingan yang sangat bagus,” kata Griezmann, dilansir Marca.
Optimisme Barca didukung statistik. Barca hanya kalah dua dari 31 pertandingan Liga Champions terakhir. Lionel Messi dkk juga tidak terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir mereka melawan klub-klub Jerman sejak kekalahan pada leg kedua dari Bayern di semifinal kompetisi 2015.
Setien bakal mengandalkan Messi dan Suarez di lini depan. Messi menjadi tumpuan berkat 31 gol dan 27 assist-nya di semua kompetisi musim ini. Kalaupun mengalami kebuntuan, Griezmann dan Ousmane Dembele yang telah pulih dari cedera hamstring bisa menjadi opsi. Di lini tengah bakal diisi Vidal, Sergio Busquets, Frenkie de Jong, dan Sergi Roberto.
Namun, Barca menyadari dalam 10 pertemuan terakhir kontra Bayern, mereka kalah enam kali dan hanya meraih dua kemenangan. Terlebih Die Roten sedang berada dalam bentuk terbaik seusai menjuarai Bundesliga dan DFB Pokal musim ini. Manuel Neuer dkk tidak terkalahkan dalam 24 pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Ketajaman Robert Lewandowski yang menggelontorkan 53 gol sepanjang musim ini semakin membuat asa Bayern memburu Liga Champions sekaligus treble winner semakin besar. Pelatih Hans-Dieter Flick mengungkapkan Bayern harus menunjukkan level permainan terbaik saat melawan Barca.
Dia menganggap Barca adalah lawan yang istimewa dan tangguh meski kerap mengalami inkonsistensi penampilan. Flick juga menilai Blaugrana sangat berkualitas di semua lini sehingga harus menerapkan permainan disiplin dan konsentrasi tinggi.
“Kami menghormati Barca dan akan bersiap seperti biasa. Messi penting, tentu saja, tapi kami tidak bisa hanya melihatnya. Barca memiliki lebih banyak pemain level tinggi. Kami harus mengawasi mereka semua. Kami ingin menang dan terus melakukan apa yang telah kami lakukan,” tandas Flick.