Kehadiran Motorola RAZR Goda HTC untuk Menyiapkan Handphone Lawas
TAIPE – Kembalinya desain Motorola RAZR sebagai smartphone lipat yang berjalan pada Android menciptakan euforia tersendiri bagi para pabrikan untuk mendatangkan perangkatnya yang pernah sukses di masa lalu. Salah satunya HTC.
Melansir laman Phone Arena, Kepala HTC Creative Labs, Drew Bamford, pagi tadi baru saja menyebarkan tweet atau cuitan bernada pertanyaan. “Ponsel HTC klasik mana yang ingin Anda lihat kami bawa kembali dengan teknologi saat ini?” cuitnya di akun Twitter.
Sayangnya, pertanyaan ini sulit untuk diartikan lebih jauh. HTC telah mencapai puncak kreatifnya dengan HTC One (M8) yang dirilis pada 2014. Ponsel HTC paling populer yang pernah dibuat, di mana perangkat ini lebih maju di masanya.
One (M8) menampilkan casing aluminium dan dilengkapi dengan pengaturan dua kamera di bodi belakang. Kamera kedua adalah sensor kedalaman yang memungkinkan pengguna untuk mengubah fokus setelah foto diproses. Bagi banyak orang, ini adalah pengalaman pertama mereka dengan bokeh blur yang sekarang dapat diproduksi oleh kebanyakan ponsel.
Ponsel HTC yang sempat diremehkan adalah DNA DROID 2012. Hadir secara eksklusif untuk Verizon, ini adalah smartphone pertama yang memiliki resolusi FHD (1080 x 1920). Kedua model ini mungkin yang akan disebutkan para penggemar HTC ketika menjawab pertanyaan Bamford.
Beberapa ponsel Windows Mobile HTC mungkin juga dirindukan para penggemarnya, termasuk HTC HD2. Diluncurkan pertama kali di luar Taiwan sepuluh tahun lalu, perangkat memiliki layar WVGA 4,3 inci 480 x 800 yang besar untuk masanya.
HTC Touch Pro dan Touch Diamond 2008 juga memiliki beberapa penggemar. Jangan lupa HTC memproduksi beberapa handset paling inovatif dan ikonik di bawah kontrak, seperti T-Mobile G1 (ponsel Android pertama di AS), Nexus One, dan Sony Ericsson Xperia X1 yang didukung Windows Mobile.
Setelah HTC One (M8), HTC mulai kehilangan arah. Baterai kecil, kamera yang mengecewakan, dan kurangnya fitur menarik menyulitkan perusahaan menantang Samsung dan Apple di AS. Dan perusahaan juga memiliki masalah dalam mempromosikan ponselnya.
Pada Juni 2015, salah satu pendiri HTC, Cher Wang menaikkan harapan penggemar HTC dengan menggoda “perangkat pahlawan”. Tapi tidak ada handset pahlawan yang diumumkan kemudian.
Kemudian di bulan September 2017, Google membeli setengah dari desain HTC dan tim peneliti, termasuk mereka yang bekerja pada handset Pixel sebesar USD1,1 miliar. Pembelian ini juga memberi Google lisensi non-eksklusif ke properti intelektual terkait smartphone milik HTC.
Sulit mengatakan apa yang bisa dilakukan pabrikan untuk membalik unit smartphone HTC yang hampir mati. Berfokus pada cryptocurrency ternyata bukan solusi bagi perusahaan untuk keluar dari kesulitan.
Sebagian besar dari mereka yang menanggapi Bamford di Twitter mengatakan, HTC harus mengembalikan versi modern dari HTC One (M7) atau One (M8). Kita akan menggunakan model yang terakhir walaupun memiliki tampilan QHD + yang lebih besar, baterai yang jauh lebih besar, pengaturan quad-camera (Wide, ultra-wide, telefoto dan Time of Flight sensor), dan peringkat perlindungan IP68. Fatalnya HTC membuat janji tentang pembaruan Android yang tidak dapat diwujudkannya.
HTC One (M7) atau One (M8) yang telah direvisi dapat menjadi apa yang dibutuhkan pabrikan untuk saat ini. Beberapa hari lalu mereka meluncurkan Desire 19s, handset entry-level yang tidak akan membantu mengubah haluan perusahaan. Yang jelas HTC tidak akan rugi jika membuat One (M8) versi 2020.