Gerhana Cincin dan Total Akan Kembali ke Indonesia pada 2023
NAGALIGA — Fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan kembali ke Indonesia pada April 2023 dan dibarengi dengan Gerhana Matahari Total (GMT).
“Berdasarkan informasi yang saya dapat, gerhana akan terjadi lagi pada April 2023 yaitu Gerhana Matahari Cincin berbarengan dengan Gerhana Matahari Total,” kata Kepala Divisi Operasi Pusat Peragaan IPTEK Setyo Purnomo di Jakarta, Kamis (26/12).
Lebih lanjut, Setyo menjelaskan secara singkat bagaimana proses GMC dan GMT terjadi pada saat yang bersamaan. Dia mengatakan dua fenomena itu terjadi seperti Gerhana Matahari Sebagian.
“Prosesnya sama seperti Gerhana Matahari Sebagian, proses terbentuknya gerhana bertahap. Maka dari itu terjadi cincin tergantung dari posisi Bulan. Bisa saja nanti kebalikannya, mungkin cincin dulu baru total,” ucapnya.
Gerhana Matahari Cincin dapat diamati di Sumatera Utara (Simbolga dan Padang Sidempuan), Riau (Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, dan Pulau Rangsang), Kepulauan Riau (Batam dan Tanjung Pinang).
Selain itu, di Kalimantan Barat (Singkawang), Kalimantan Utara (Tanjung Selor) dan Kalimantan Timur (Makulit dan Berau).
Total durasi GMC di Batam berlangsung selama 3 jam 51 menit, fase munculnya cincin api 3 menit 15 detik, dan total durasi GMS di Jakarta sekitar 3 jam 40 menit.
Sedangkan Gerhana Matahari Sebagian yang terjadi di wilayah Jabodetabek, muncul ketika bulan berada tidak tepat di tengah-tengah garis antara matahari dan bumi, sehingga hanya menutupi sebagian matahari.
Pengamatan GMS di PP IPTEK TMII, pengelola menyediakan empat unit teleskop yang dilengkapi filter Matahari, di mana salah satunya dihubungkan dan ditampilkan di televisi yaitu teleskop tipe CPC 800, Coronado, Celestron Advance 6, dan Celestron Firstscope 114 EQ.
Tak hanya di PP IPTEK TMII, pengamatan Gerhana Matahari Sebagian juga dilakukan di Planetarium dan Observatorium Jakarta mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB.
SUMBER: