Fri. Nov 8th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Bos Marketing POCO Andi Renreng Blak-Blakan Soal Langkah Agresif POCO di Indonesia

JAKARTA – Resmi menjabat sebagai Head of Marketing POCO Indonesia, Andi Renreng sudah menyiapkan sejumlah strategi baru terhadap brand POCO Indonesia yang dikenal dengan produk ”killer”-nya itu.

Saat ini POCO dan Xiaomi memang menjadi jenama terpisah. Masing-masing punya produk andalannya sendiri, mengincar target pasar yang serupa (entry level, mid-range, dan flagship), namun mengklaim memiliki karakter pengguna yang sangat berbeda.

Nah, berikut Andi Renreng yang akrab disapa Bung Andi mengungkap bagaimana brand positioning POCO Indonesia, serta strategi yang akan dilakukannya pada 2021.

POCO belakangan sangat agresif, bisa diceritakan tentang brand POCO saat ini?
Sekarang POCO sudah jadi brand independen. Artinya, kita memiliki tim sendiri. Baik di indonesia maupun secara global.

POCO hadir di Indonesia lewat Pocophone F1 di 2018 dengan Snapdragon 845 dan teknologi Liquid Cool. Ketika ponsel flagship saat itu dibanderol Rp8 jutaan, POCO F1 hanya Rp4 jutaan.

Kemudian ada POCO F2 Pro dengan Snapdragon 865 dan layar AMOLED, serta pop up camera. Setelah itu, kami semakin agresif, dengna POCO F3 NFC, POCO M3, POCO X3 Pro, POCO F3, dan terbaru POCO M3 Pro 5G.

Dalam waktu singkat POCO membawa produk sangat banyak untuk memberi opsi lebih luas kepada masyarakat. Dan tidak hanya dari segi produk, fokus kami juga ada di POCO Fans. Sama seperti Xiaomi, POCO Fans adalah nafas kita.

POCO Fans memberi masukan ke kita, dari global maupun regional, dan kami sangat dekat dengan para fans.Bisa dijelaskan seperti apa perbedaan POCO dan Xiaomi?
Kami akui bahwa kehadiran POCO sekarang sama seperti awal orang mencintai Xiaomi. Fokus sekali dengan spesifikasi. Itulah yang sekarang membedakan POCO dan Xiaomi.

POCO adalah ponsel yang selalu membawa spesifikasi lebih. Smartphone yang mungkin bukan untuk semua orang, tapi sudah menemukan pasarnya sendiri di Indonesia. POCO menciptakan targetnya sendiri. Pengguna yang terseleksi.

Jika Xiaomi menargetkan segmen yang lebih umum dan gaya hidup, maka pengguna POCO adalah para tech antusiast. Mereka sudah tahu yang diinginkan dalam sebuah ponsel. Mereka tahu kebutuhan mereka di sebuah ponsel itu apa saja. Karena itu, kami sangat detail dalam memaparkan informasi terkait spesifikasi.

Apa yang jadi fokus POCO saat ini?
Fokus kami sekarang adalah terus membangun brand, mengedukasi pasar bahwa POCO adalah brand yang sangat berbeda, juga bagaimana membawa produk POCO relevan bagi masyarakat Indonesia. Kami ingin orang bisa paham dan mengerti brand POCO.

Belakangan POCO juga aktif berkolaborasi dengan banyak seniman/artis, apa latar belakangnya?
Benar. Itu karena komunikasi POCO sangat berbeda. Kami mengincar subkultur-subkultur yang sangat niche. Misalnya, kami bekerja sama dengan Nijisanji, sebuah proyek VTuber atau Virtual Liver yang berasal dari Jepang dan dikembangkan oleh ANYCOLOR Inc.

Kami juga menggandeng rapper/hip hop Tuan Tigabelas dan Ecko Show. Termasuk berkolaborasi dengan Crooz, apparel yang fokus ke skateboard dan extreme sport.

Value yang diberikan oleh POCO adalah extreme product dan extreme price. Kita berani dan menjadi pendobrak, tidak pernah puas dengan apa yang ada di industri sekarang. Karena itu kami ingin merangkul orang-orang yang menjadi contoh, orang-orang yang anti mainstream.

Apakah POCO akan jadi kompetitor Xiaomi nantinya?
Sebenarnya tidak. Kami masih berada di perusahaan yang sama dengan Xiaomi, sehingga tidak bersaing langsung. Bahkan, POCO sekarang masih menggunakan sumber daya Xiaomi baik dari sisi toko maupun after sales, misalnya Mi Store, Mi Shop, dan Mi Partner.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.