Silang Pendapat Antara Ridwan Kamil-Mahfud MD Dianggap Miskomunikasi Akut
JAKARTA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sempat meluapkan kekesalannya terhadap Menko Polhukam, Mahfud MD lantaran dinilai menjadi sumber kegaduhan yang terjadi pasca pulangnya Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab (HRS).
Ridwan mengatakan, polemik Habib Rizieq berlarut-larut karena dipicu pernyataan Mahfud MD yang mengizinkan penjemputan Habib Rizieq sepanjang tertib dan damai. Akibat statement itu menimbulkan pemahaman berbeda dari ribuan pendukung Habib Rizieq hingga menimbulkan kerumunan yang luar biasa
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai apa yang dinyatakan Ridwan Kamil merupakan kekecewaan yang membuncah lantaran ketidaktegasan aturan.
“Ini bentuk kekecewaan yang lama terpendam baru keluar sekarang. Memuncak setelah dia diperiksa kepolisian,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Kamis (17/12/2020).
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu tidak mau dipojokkan lantaran kesalahan orang lain yang ditimpakan kepadanya. Dan bisa jadi ini bukan kekeliruan awal yang dirasakan Emil terkait penanganan COVID-19
“Aku pikir Kang Emil mulai membela diri. Kemungkinan ini bukan satu atau dua kali terjadi, soal pelanggaran aturan yang sudah ditetapkan pemerintah pusat,” jelas Analis Sosial Politik asal UIN Jakarta ini.
“Sebab selama ini aturan pembatasan apakah lockdown atau pembatasan berskala besar harus seizin pemerintah pusat, aturan ini kemudian banyak dilanggar tetapi tidak ada tindakan,” paparnya.
Fadhli berpendapat dalam kasus Kang Emil dan Mahfud ini telah terjadi miskomunikasi akut sehingga terjadi saling menyalahkan. “Aku pikir ini hanya miskomunikasi saja. Kedua belahpihak masih kaku dalam berkomunikasi, apalagi terkait aturan yang memang kerap berubah-ubah,” katanya.
“Nah, sehingga ada tafsir ini, seolah-lah diskresi dari Pak Mahfud kepada PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di Jakarta, di Jabar, dan lain sebagainya,” sambung Fadhli.