Regenerasi Elite Politik Jangan Hanya Diisi Anak-anak Pejabat
JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebutkan bahwa 2024 bakal terjadi regenerasi elite politik. Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin sepakat dengan pernyataan Megawati tersebut. Alasannya, memang jumlah pemilih kaum muda pada 2024 sangat besar.
”Kalkulasi sementara 60 persen lebih pemilih milenial di situ. Kedua, potensi anak-anak muda, anak milenial untuk bisa bertarung di pilpres, pileg, pilkada sekarang sangat tinggi. Nah, itulah yang menjadi catatan mungkin bagi Megawati mengemukakan regenerasi itu,” ujar Ujang di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Namun satu hal yang menjadi catatan, kata Ujang, jangan sampai regenerasi itu hanya diisi oleh tokoh-tokoh muda yang merupakan anaknya para pejabat juga. Seperti anak politisi, ketua umum parpol, anaknya menteri, maupun anak presiden dan wakil presiden.
”Kan oligarki itu, dinasti itu harus berkurang. Untuk apa juga bangsa ini terjadi regenerasi tapi isinya keluarganya orang-orang itu saja. Anak-anaknya orang itu,” tuturnya.
Ujang mengatakan dalam konteks Pemilu 2024, khususnya pilpres jika syarat 20% minimal untuk presidential threshold dalam UU Pemilu tidak ada revisi maka maksimal hanya aka nada empat pasangan calon. Mereka bisa berasal dari berbagai klaster. Pertama klaster para menteri.
Menurut Ujang, ada sejumlah nama yang berpotensi maju sebagai capres ataupun cawapres. Di antaranya Menhan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Mendikbud Nadiem Makarim, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Ada pula klaster ketua umum partai politik seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan juga Airlangga Hartarto masuk di dalamnya. Kemudian klaster DPR seperti Ketua Umum DPR Puan Maharani, dan selanjutnya klaster kepala daerah.
Misalnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. ”Tambahan lagi klaster pengusaha yang punya uang kayak Sandi (Sandiaga Uno). Tapi Sandi kan masuk parpol karena dia kan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra,” katanya.
Dikatakan Ujang, fenomena di dunia saat ini juga mulai banyak pemimpin-pemimpin muda. Dia mencontohkan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang saat ini berusia 42 tahun atau Perdana Menteri Finlandia Sanna Mirella Marin yang baru berusia 34 tahun.
”Sudah sewajarnya lah Indonesia mengarah ke situ, yang tua-tua itu king maker saja. Tapi memang persoalannya saya merasa 2024 regenerasi kaum muda akan terjadi, tapi yang tua juga masih akan bersaing. Misalkan Prabowo, saya punya keyakinan masih ada kemungkinan tetap mencalonkan diri. Enggak semuanya menepi, tapi ada kombinasi tua-muda,” katanya.