Putuskan Oposisi, PKS Harus Bisa Merayu Demokrat dan PAN
JAKARTA – Rakornas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan, partai ini menjadi oposisi pemerintahan Jokowi. Sejauh ini, partai besutan Sohibul Iman itu telah menjalin komunikasi dengan partai baru, Partai Berkarya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, langkah PKS sebagai hal yang positif untuk demokrasi ke depan, mengingat kawan koalisnya Partai Gerindra telah menyeberang ke pemerintahan.
PKS disebutnya harus mencari kawan untuk beroposisi. “Walaupun Partai Berkarya bukan partai yang lolos ke Parlemen. Paling tidak untuk membantu dan memperkuat PKS di luar parlemen,” kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Kamis (21/11/2019).
Menurut Ujang, dengan mengangkat isu-isu yang pro rakyat seperti menolak kenaikan BPJS dan lain-lain, bisa saja kedepan PKS akan naik suaranya.
Untuk itu, PKS memang tak boleh sendirian. Ujang menyarankan PKS harus juga mampu merayu Demokrat dan PAN agar sama-sama dalam barisan oposisi. Jika Demokrat dan PAN tak mau, apa boleh buat, PKS dengan Berkarya harus kuat daya tahannya dalam beroposisi.
“Jangan lembek dan jangan kompromistis. Sekali oposisi harus tetap oposis. Jangan sampai oposisi hanya berdasarkan kepentingan partai,” ujarnya.