Posisi 7 Stafsus Milenial Dianggap Tak Terlalu Krusial untuk Pemerintahan Jokowi
Pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia memandang tujuh staf khusus milenial Presiden Jokowi tak krusial bagi pemerintahan. Menurutnya, keberadaan para stafsus itu tak akan berpengaruh banyak untuk mengambil kebijakan.
“Mereka tak bisa mempengaruhi presiden dan hanya sekedar keberadaan mereka untuk input dan itu juga menunggu saat presiden memerlukan dia. Menurut saya mereka tak terlalu krusial,” kata Dedi saat diskusi Polemik MNC Trijaya di Hotel Ibis Tamarin Jakarta Pusat, Sabtu (23/11).
Bahkan, dia memandang keberadaan mereka hanya sebagai wadah akomodatif Presiden Jokowi pasca-kemenangan di Pilpres 2019. Sebab, latar belakang ketujuh orang ini adalah para kelompok pendukung pasangan Jokowi–Ma’ruf Amin.
“Saya lihat latar belakang mereka yang justru lebih banyak punya relevansi pemenangan presiden, ada kader partai dan tim pemenangan 2019,” beber Dedi.
Jokowi Umumkan 7 Stafsus Milenial
Diketahui, Prediden Jokowi secara resmi memilih tujuh orang dari kalangan milenials yang dipercaya sebagai staf khususnya. Presiden Jokowi berharap mereka dapat menjadi teman dalam bertukar pikiran ide dan gagasan yang out of the box bagi kemajuan bangsa Indonesia:
Berikut tujuh orang stafsus tersebut:
Adamas Belva Syah Devara (29) Founder dan CEO Ruang Guru
Putri Tanjung (23) Founder dan CEO Creativepreneur.
Andi Taufan Garuda Putra (32) Founder dan CEO Amartha
Ayu Kartika Dewi (36) Pendiri Gerakan Sabangn Merauke
Gracia Billy Mambrasar (31) Pendiri Yayasan Kitong Bisa dan Duta Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
Angkie Yudistia (32) Pendiri Thisable Enterprise.
Aminuddin Maruf (33) Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII).