PKPI: Now or Never, Reshuffle Menteri Sekarang
JAKARTA – Gayung terus bersambut. Kekesalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap kinerja para menteri yang berujung pada “ancaman” reshuffle seperti memukul gong dimulainya kompetisi perebutan kursi menteri. Partai-partai politik menyatakan memahami sikap bahkan mendorong Presiden Jokowi agar segera merombak kabinetnya, termasuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Juru bicara PKPI, Sonny Tulung menilai, tiga bulan terakhir ini adalah suasana krisis akibat merebaknya pandemi Covid-19. Namun Jokowi masih belum melihat adanya pandangan yang sama dalam diri para menteri kabinet dan pimpinan lembaga pemerintahan lainnya dalam menghadapi situasi krisis tersebut.
“Jokowi menilai mereka (menteri kabinet) belum memiliki sense of crisis yang sama,” tuturnya kepada SINDOnews, Senin (29/6/2020).
Maka itu, sebagai salah satu partai pendukung pemerintahan Jokowi, Sonny memandang, momen ini sudah tepat bagi Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Menurutnya, saat ini waktu yang tepat untuk mengganti menteri-menteri yang dianggap lamban dalam menyikapi krisis dan gagal mengikuti irama kerja Presiden.
Bagi Sonny, pandemi Corona telah menyebabkan dunia dan Indonesia masuk dalam krisis kesehatan, sosial dan ekonomi yang dalam. Karenanya, merupakan tanggung jawab yang besar bagi pemerintah untuk menjamin penghidupan 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Sehingga, diharapkan ke depan Presiden Jokowi harus dikelilingi oleh figur-figur yang proaktif dan cekatan dalam manajemen krisis.
“Pak Jokowi harus dikelilingi oleh anggota kabinet yang gesit dan mampu memberikan solusi cepat dan tepat. Kalau perlu yang out of the box, tidak biasa-biasa dalam menangani segala permasalahan pandemi yang juga tidak biasa. Jabatan ini seharusnya diemban oleh anak-anak muda yang cerdas,” ujar Sonny.
Sonny menambahkan, baru-baru ini pemerintah Indonesia menjadi sorotan dari pejabat negara dan media lokal Australia yang kerap memberikan kritik penanganan Covid-19 di Indonesia. Selain itu hasil penelitian Nomura Research akhir Mei 2020, yang menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam negara-negara berisiko besar mengalami gelombang dua pandemi. Mengingat sejarah kasus flu Spanyol pada 1918, di mana infeksi gelombang kedua lebih mematikan dibandingkan gelombang pertama.
“Kepemimpinan Pak Jokowi terus menjadi sorotan dunia. Jangan karena menteri-menteri yang lamban, menjegal beliau. Pak Jokowi selalu siap mempertaruhkan reputasi politiknya demi rakyat. Reshuffle sekarang, “Now or Never”. Indonesia harus dikelola oleh Tim Kabinet sesuai harapan Pak Jokowi, agar rakyat tidak bertambah sulit di masa pandemi,” tandasnya.