PDIP Sebut Deklarator KAMI Kental Nuansa Post Power Syndrome
JAKARTA – Jajaran pengurus cabang PDIP ikut bereaksi atas deklarasi dan penyampaian maklumat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dilakukan oleh sejumlah tokoh dan aktivis pada Selasa 18 Agustus kemarin. Deklarasi itu dianggap manuver politik dengan dalih menyelamatkan rakyat, sementara kegiatan itu tak mengindahkan protokol kesehatan pandemi COVID-19.
“Namanya saja Koalisi Aksi. Jadi di situ yang ada hanya aksi politik. Jangankan menyelamatkan Indonesia, menjaga disiplin deklarasi dengan mematuhi protokol COVID-19 saja tidak bisa. Bandingkan dengan upacara HUT Kemerdekaan RI oleh DPP PDI Perjuangan di Lapangan Banteng, yang sangat tertib dan berdisiplin,” ujar Ketua DPC PDIP Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito dalam keterangannya, Rabu (19/8/2020).
Wanto menganggap kredibilitas KAMI akan dengan sendirinya tergerus karena karakter para pengusungnya yang cenderung ‘kerap’ melakukan manuver politik. Dalam hal ini, Wanto menganggap kader PDIP dan seluruh rakyat Indonesia sudah cerdas untuk membedakan mana pemimpin yang mumpuni dan bekerja keras bagi negeri.
“Rakyat bisa membedakan yang mana yang niat jadi pemimpin tapi nyatanya hanya mengejar mimpi. Kami meragukan maksud deklarator KAMI, kecuali hanya sebagai representasi mewakili barisan sakit hati,” kata alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut.
Dalam pandangan Wanto, rakyat paham bagaimana sosok Rizal Ramli, Amien Rais, Rocky Gerung, dan beberapa tokoh deklarator lainnya. Sangat kuat aroma bahwa alasan menyelamatkan Indonesia hanya sebagai bentuk oposan terhadap Presiden Jokowi.
“Grass roots PDI Perjuangan itu jelas. Taat azas. Bu Mega selalu bela Pak Jokowi, maka kami juga pasang badan untuk Pak Jokowi,” kata mantan aktivis 98 ini penuh semangat.
“Terlebih begitu kental nuansa post power syndrome dari para deklarator yang hadir. Maka gerakan KAMI tersebut sebenarnya bentuk gerakan menyelamatkan mimpi kekuasaan masing-masing. Kami tidak habis pikir atas berbagai manuver politik yang terbukti tidak laku tersebut,” sambungnya.
Ketika ditanya tanggapan atas pernyataan Ketua DPC PDIP Kota Tangsel tersebut, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto hanya berkomentar singkat.
“Biarlah Ketua DPC PDI Perjuangan yang menanggapi. Skala prioritas partai saat ini adalah menyatu dan bergotong royong dengan rakyat di dalam mengatasi dampak COVID-19, bukan menanggapi deklarasi KAMI. Karena sikap mereka ke Pak Jokowi seperti itu, tanpa diperintah, rakyat dan grass roots Partai merespons cepat manuver elite KAMI,” papar Hasto.