Mahfud MD Sebut Perjuangan Islam Adalah Perjuangan Substansi, Bukan Formal Simbolik
JAKARTA – Menko Polhukam Mahfud MD menyebut Indonesia lahir dari ijtihad para ulama menjadi pembelajaran bahwa perjuangan Islam adalah perjuangan substansi, bukan perjuangan formal simbolik. Menurut dia, Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah negara kesepakatan tanpa memandang perbedaan suku dan agama.
Mahfud MD menyampaikan itu ketika melakukan dialog virtual dengan tokoh lintas agama Sulawesi Selatan, Jumat (20/8/2021). “Ibrahnya itu substantif. Persaudaraannya yang diperjuangkan, kedamaiannya, kesantunan, dan kejujurannya. Itu merupakan satu cara dakwah yang baik,” ujar Mahfud merespons sekelompok orang yang ingin mendirikan negara Islam dengan berbagai aksi terornya di berbagai daerah Indonesia, khususnya di wilayah Sulsel.
Mahfud memaparkan, meskipun Indonesia tak memakai nama negara Islam Indonesia atau negara khilafah Indonesia, perjuangan substansi ajaran Islam telah dilakukan sejak Indonesia berdiri. Islam, sambung dia, merupakan agama yang penuh dengan kemanusiaan dan persaudaraan.
“Meski tidak pakai nama negara Islam, kita perjuangkan substansinya pakai substansi ajaran Islam, persaudaraan antarsesama manusia. Islam itu agama kemanusiaan, tidak memandang agama apa pun, semua adalah saudara sesama manusia,” paparnya.
Pernyataan Mahfud diperkuat Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang turut hadir dalam dialog ini. Menurut Yaqut, satu fakta sejarah yang tidak bisa diingkari adalah Indonesia merdeka bukan hanya hasil tokoh Islam saja. Tokoh agama Kristen, Hindu, dan Budha ikut berjuang dalam memerdekakan Indonesia.
“Maka menjadi kewajiban kita semua menjaga Indonesia ini tetap utuh sebagai warisan dari para tokoh kita terdahulu. Kalau kita tidak mau bersama menjaga Indonesia, artinya kita menginjak-injak apa yang dulu diperjuangkan oleh para pendahulu kita dan itu tentu bukan ajaran dari agama kita,” ujar Yaqut.
Yaqut juga mengingatkan agar jangan masyarakat menolak jika dikotak-kotakkan dalam berbagai varian paham agama yang berbeda. Yaqut mengajak para tokoh agama yang hadirsetia pada ideologi negara Pancasila.
“Pancasila ini final, tidak bisa diganggu dengan bentuk ideologi yang lain. Pancasila adalah kesepakatan untuk hidup bersama dalam sebuah wilayah bernama NKRI. Dan ini sudah jadi alasan yang cukup bagi kita semua untuk tetap hidup damai berdampingan dan saling menghargai dengan agama sebagai inspirasi kita bersama,” jelasnya.
Dia memaparkan, tidak ada ideologi di dunia yang sekuat Pancasila. Oleh karenanya dia berharap, para tokoh agama dapat bersama-da.a menjaga ideologi Pancasila yang dilihat mampu mempersatukan perbedaan. “Percayalah bahwa radikalisme, pemahaman agama yang fatalistik dan membabi buta itu pada ujungnya adalah keruntuhan tatanan masyarakat,” pungkasnya.