Ketika SBY Memilih “Tapa Basa”, Masih Tetap Pantau Politik
BOGOR – Sejak lengser dari kursi presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga sekaligus Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini, hingga kini belum terlihat banyak muncul. Sikap diam SBY ini bukan tanpa sebab.
Sikap diam atau dalam bahasa jawa bisa diartikan “Tapa Basa” ini memang sengaja diambil SBY, terutama setelah kepergian istri tercinta, Ani Yudhoyono pada 1 Juni lalu. Meski demikian, SBY mengakui jika dirinya selama ini terus mengikuti dan mengamati perkembangan politik di Tanah Air. Hanya saja, belum perlu untuk berbicara menyikapi dinamika tersebut.
“Di tengah ingar bingar dan perpolitikan di Tanah Air, kemana SBY? SBY ada, masih ada. Namun diam adalah pilihan saya,” tandas SBY di Hotel Tulip, Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, kemarin.
SBY mengaku, dirinya tidak mudah untuk berbicara dulu karena itu lebih memilih diam. Hal itu dilakukan karena dirinya saat ini hanya bisa meniup seruling, sebuah ungkapan di mana bila seruling yang ditiupknya berirama indah, maka yang mendengar akan merasa bahagia.
SBY mengakui saat ini dirinya masih dalam proses healing pasca ditinggalnya Ani Yudhoyono. “Pada saatnya nanti, saya akan sampaikan pandangan-pandangan. Saat ini saya harus memulihkan hati saya, membangun kembali harapan saya. This is the grates lost, kehilangan terbesar separuh jiwa saya. I have to reinventing my new life,” tandas SBY.
Meski belum akan berbicara politik, namun Presiden RI keenam ini tetap berharap kepada semua pihak dapat menjaga negara, demokrasi, dan keadilan. SBY merasa khawatir bila jerih payah para pejuang demokrasi dan keadilan dengan segala pengorbanan dan jalan panjang yang sudah dilalui tersebut hilang dan sia-sia. “Tolonglah dijaga, semuanya dijaga,” tandasnya.
Pernyataan SBY terkait puasa politik disampaikan di sela-sela kegiatan “Mengenang Setengah Tahun Berpulangnya Ani Yudhoyono”. Pada acara tersebut, SBY sekaligus mengumumkan pengaktifkan kembali akun instagram Ani Yudhoyono dengan nama Ani Yudhoyono in Memoriam. Akun instagram dikelola langsung oleh SBY yang diharapkan dapat mengobati kerinduan publik akan sosok Ibu Ani Yudhoyono, sekaligus menginspirasi bangsa Indonesia untuk terus berjuang menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi.
Peluncuran akun instagram Ani Yudhoyono in Memoriam ditandai dengan tembang lawas berjudul “Seruling di Lembah Sunyi” yang dinyanyikan langsung oleh SBY. Lagu ciptaan V Nanda Leimena tersebut diaransemen oleh Tohpati, dengan sedikit perubahan pada syairnya yang ditujukan khusus untuk almarhun Ani Yudhoyono. Dalam video klip berdurasi 3 menit 18 detik, “Seruling di Lembah Sunyi” menampilkan berbagai kegiatan almarhumah bersama SBY sejak awal menikah hingga akhir hayatnya.
SBY mengungkapkan, lahirnya lagu persembahan untuk mendiang istrinya terinspirasi di hari Jumat sekitar pukul 10 pagi di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor. “Hati saya down, tiba-tiba muncul kenangan manis saya dengan almarhumah. Di hati saya, di mata saya hari itu beliau muncul. Selepas salat Jumat, di Pendopo dekat perpustakaan tiba-tiba teringat lagu Seruling di Lembah Sunyi,” tutur SBY.
Lagu itu sebelumnya, lanjut SBY, pernah ditulis dalam artikel koran saat wafatnya Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. “Ada filsafah dalam tiupan seruling di masa itu. Saya tiba-tiba ingin menyambung lagi (silaturahmi) dengan netizen. Akun Instagram Ibu Ani memiliki jumlah follower enam juta lebih, Twitter saya 10 juta, dan ada juga Facebook saya,” tambahnya.
SBY mengaku hingga saat ini kerap menerima pesan-pesan Ani Yudhoyono melalui mimpi. Dalam mimpi itu Ani menginginkan agar SBY tetap melanjutkan baktinya kepada negara. Setiap saat dalam doanya usai salat di atas sajadah sang istri, SBY selalu memohon kepada Allah agar selalu dapat berjumpa dengan Almarhumah melalui mimpi. “Siang dan malam saya memohon kepada Allah SWT. Memo aku rindu, datanglah kepadaku. Meskipun hanya bayanganmu, bersama mimpi-mimpi, sungguh indah bersamamu,” ungkap SBY sambil menahan air matanya.