Ini Penjelasan Nasdem Soal Pertemuan Surya Paloh dengan PKS
JAKARTA – Politisi Partai Nasdem Charles Meikyansyah menanggapi pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di kantor DPP PKS TB Simatupang, Rabu, 30 Oktober 2019 lalu. Sebelumnya pertemuan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan.
Charles mengatakan, Surya Paloh bertemu dengan sejumlah pimpinan partai politik oposisi karena tidak ingin di Indonesia kembali memiliki sejarah yang kelam yakni kembalinya politik otoritarian.
“Kita memiliki sejarah panjang bagaimana demokrasi bekerja tanpa oposisi pada rezim Orde Baru. Kooptasi oposisi dalam cengkraman rezim membuat pembangunan politik mengalami pembusukan, dan berakhir dalam kejatuhan melalui reformasi. Nasdem memilih untuk menyelamatkan agar demokrasi kita terus memiliki perangkat utama yaitu check and balances,” kata Charles dalam keterangannya, Sabtu (2/11/2019).
Menurut anggota Komisi VII DPR ini, jalan kritis dan konstruktif akan menghidupkan oposisi dan membuat relasi yang seimbang. “NasDem memilih untuk menghidupkan relasi yang seimbang antara pemerintah dengan oposisi. Nasdem memilih untuk merayakan obesitas kekuasaan, maka kita akan jatuh pada sejarah kembalinya otoritarian. Harga yang mahal bagi bangsa,” tegasnya.
Lalu apakah Nasdem akan keluar dari pemerintahan? Menurutnya, oposisi seharusnya tidak bisa lagi dimaknai secara biner, dan hadirnya perwakilan Nasdem dalam pemerintahan merupakan ikhtiar Nasdem untuk menegaskan politik yang kritis dan konstruktif.
“Selain itu Nasdem juga mengajak partai di luar pemerintahan untuk terus memainkan politik penyeimbang, agar prinsip check and balances sebagai prinsip utama demokrasi terus bekerja serta memberikan alternatif kebijakan,” kata Charles.
Dia menambahkan, Nasdem memilih untuk melampaui kalkulasi politik demi kepentingan partai sesaat. ”Jauh dari itu, pertemuan di TB Simatupang adalah jalan untuk terus menghidupi demokrasi agar lebih bermutu,” ucapnya.