Habib Rizieq Selalu Kontra Pemerintah, Pengamat: Dia Jalankan Fungsi Oposisi
JAKARTA – Dalam empat tahun terakhir, Habib Rizieq Shihab menjadi magnet baru dunia politik Indonesia. Sikap yang keras dan menjadi oposisi dari pemerintah membuat imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu dianggap dapat mempengaruhi dinamika politik di masa mendatang.
Pengamat politik, Ubedilah Badrun mengatakan, sebenarnya setiap tokoh masyarakat atau tokoh publik, baik kultural maupun struktural, memiliki pengaruh politik. Salah satu di antaranya, Habib Rizieq. Apalagi ia sudah lama memilih jalan berseberangan dengan pemerintah.
“Posisi yang berseberangan ini, ia sesungguhnya sedang menjalankan fungsi oposisi, mengkritik, dan mengingatkan. Dalam terminologi agama disebut amar ma’ruf nahi munkar. Peran ini penting dan harus ada dalam negara demokrasi agar demokrasi sehat,” katanya kepada SINDOnews, Jumat (13/11/2020).
Penyambutan kedatangannya dari Arab Saudi yang dihadiri banyak orang membuatnya didorong masuk dalam politik praktis. Bahkan, ada suara yang memintanya mendirikan partai politik (parpol).
“Posisinya Habib Rizieq Shihab sebaiknya tidak perlu buat parpol. Biarkan ia menjalankan fungsinya sebagai penjaga republik dari barisan ‘sayap kanan’ negara ini dalam bentuk oposisi agar keseimbangan praktik bernegara terus terjaga,” kata Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.
Sebelumnya melalui Youtube Front TV, Habib Rizieq mengatakan pemerintah seharusnya pemerintah senang jika ada pihak yang mengkritik. Sebab, para pengkritik itu umumnya memberikan masukan dan solusi. “Pelajari (dulu), kalau solusi itu baik, terima. Kalau tidak baik, sampaikan di mana tidak baiknya,” katanya.