Gabung Demokrat, Begini Peluang Putri Ma’ruf Amin Diusung Partai lain di Pilkada
JAKARTA – Putri Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah Ma’ruf resmi bergabung dengan Partai Demokrat. Bahkan, Nur Azizah kini masuk dalam kepengurusan partai dengan menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) di bawah komando Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum.
Lalu bagaimana peluang Nur Azizah untuk diusung partai lain dalam Pilkada Serentak 2020 nanti? Mengingat, Nur Azizah telah menyatakan diri menjadi bakal Calon Wali Kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2020 yang ditunda pelaksanaannya ke 9 Desember 2020 mendatang.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menganggap anak Kiai Ma’ruf Amin tetap punya peluang diusung partai lain dengan catatan Partai Demokrat sebagai partai pengusung utama. “Kecuali partai Demokrat bisa mengusung sendiri tanpa berkoalisi, ini kursinya cukup atau tidak,” ujar Pangi saat dihubungi SINDOnews, Senin (20/4/2020).
Selain itu, Nur Azizah bisa dilirik partai lain dengan catatan racikan elektoral yang bersangkutan kinclong dan moncer. Menurutnya dengan sendirinya partai lain khususnya yang memiliki kursi banyak di daerah otomatis tertarik mengusungnya. Ia menilai partai tentu saja akan mendukung calon yang punya kans menang (bandwagon effect).
“Tinggal sekarang bagaimana Nur Azizah menyakinkan partai lain untuk mendukung beliau menjadi Calon Wali Kota Tangsel, karena tidak mungkin bisa maju menjadi calon kalau hanya Partai Demokrat sendiri yang baru memiliki 5 kursi, butuh tambahan koalisi partai lain,” jelas dia.
Kata Pangi, dalam pilkada ada yang menarik dan penting untuk dicermati. Menurut dia, kebanyakan orang mahfum selama ini pilkada hanya memenangkan hati rakyat, padahal mendapat rekomendasi partai juga bagian dari kompetisi yang cukup sengit dan membutuhkan energi dan effort yang melelahkan, bahkan tampak lebih pusing dan memberatkan.
Sehingga, lanjut dia, kandidat selama ini jangan hanya terjebak merebut hati rakyat pasang baliho, memberi bantuan, door to door, namun lupa menyakinkan partai, sebagai ‘pintu utama’ dalam berkontestasi. Dengan demikian, Pangi menilai, sebenarnya pilkada itu dua putaran.
“Putaran pertama adalah merebut rekomendasi partai. Putaran kedua merebut suara hati rakyat. Keduanya sama sama sulit dan berdarah darah. Oleh karena itu, saya melihat beliau harus mampu memenangkan dua putaran tersebut merebut hati dan empati rakyat dan yang di depan mata adalah berebut rekomendasi partai,” terangnya.
Diketahui, jumlah kursi Partai Demokrat di Tangerang Selatan terbilang sedikit jika dibandingkan dengan partai lain seperti Partai Golkar yang memiliki 10 kursi. Disusul PDIP, Gerindra dan PKS yang masing-masing memiliki 8 kursi.