Festival Pahlawan Desa, Megawati Ingin Kader PDIP Hadir di Tengah Rakyat
JAKARTA – DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melaksanakan ajang festival karya video pendek mengenai tokoh desa/kelurahan yang akan memperebutkan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa.
Launching acara itu dilaksanakan secara virtual di Jakarta, Sabtu (10/7/2021) sore, dengan dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto.
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri meminta agar kegiatan ini tak hanya bicara tokoh penggerak desa/kelurahan. Tapi lebih jauh, bagaimana dengan kegiatan ini mampu menunjukkan desa yang sebenarnya. Dari keindahanya, makanannya, tradisi desa, hingga local wisdom yang tumbuh di desa tersebut.Bu Mega berpesan agar saat kita bicara desa, maka desa harus jadi pusat pergerakan kepartaian kita, desa harus jadi pusat penghormatan dan pembumian Pancasila,” kata Hasto menyampaikan pesan dari Megawati.
Dilanjutkannya, Megawati mengingatkan bahwa desa adalah ujung tombak pemerintahan, tempat hidupnya adat istiadat yang merupakan sumber kebudayaan dan kepribadian bangsa.
Karena itu, Megawati berharap kegiatan ini jadi momentum untuk mengingatkan kader agar bergerak dari desa, sebagai basis teritorial dalam menghadirkan seluruh cita-cita dan gagasan Bung Karno.
“Menurut Ibu Mega, dari bergerak di desa, bisa dimulai misalnya dari sanitasi. Soal kebersihan desa, ketersediaan air bersih, kecukupan gizi di desa, dan benarkah di tengah pandemi ini, nilai gotong royong jadi nilai penggerak di desa, saling membantu satu sama lain sehingga semua jadi lebih ringan karena gotong royong itu,” urainya.
“Karenanya, dalam menyelenggarakan lomba ini, pesan Bu Mega adalah bagaimana melihat keseluruhan aspek desa, dan lebih penting bagaimana kader-kader partai hadir di tengah desa itu,” tambahnya.
Hasto menambahkan, Megawati dan dirinya baru saja mengeluarkan surat edaran kepada kader partai di seluruh Indonesia.Isinya, mengingatkan kader partai bahwa jebakan utama kader partai adalah peraasan mapan. Bahwa seakan menjadi pemenang pemilu sudah cukup sehingga tak mau bekerja keras. Cenderung terjebak dalam kehidupan hedonis, dan masuk dalam alam pikir kapitalisme yang sebenarnya harus dilawan dengan gotong royong.
“Maka kader harus mendorong fighting spirit, cari tantangan baru demi menjalankan ajaran Bung Karno. Dan ini harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tertinggi. Sehingga kader bergerak, berinisiatif dengan kesadarannya, tanpa harus diperintah lebih dulu,” beber Hasto.
Hasto mengatakan, bahwa pesan dari Megawati itu memiliki makna jelas bahwa kader partai harus menjadi ujung tombak gerakan di desa.
“Karena itulah, dengan melihat desa, maka kita tahu bahwa desa sebagai pusat peradaban harus kita kembangkan, bahwa sejatinya letak karakter kader partai adalah turun ke bawah menggelorakan semangat turun dan bersama rakyat di desa,” tegas Hasto.