Wolves yang Berbeda
WOLVERHAMPTON – Wolverhampton Wanderers dan Manchester City (Man City) bisa jadi perbandingan ideal, bagaimana bisnis tim Liga Primer dibangun. Wolverhampton membangun bisnis dari aksi jual beli pemain, sedangkan Man City memilih cara membangun brand agar bernilai tinggi.
Kita bicara Wolves. Pemilik klub mungkin realistis akan sulitnya menyaingi dominasi big five—Liverpool, Manchester City, Arsenal, Chelsea, Manchester United, dalam perebutan gelar. Maka itu, langkah yang mereka lakukan adalah bagaimana bisa memanaskan persaingan tanpa harus ikut dalam aksi bakar uang.
Sejak diambil alih Grup Investasi asal China, Fosun International, 21 Juli 2016, Wolves menunjukkan perkembangan signifikan. Mereka menjuarai Championship musim 2017/18 dan sukses kembali ke Liga Primer pada musim 2018/19 di bawah pelatih Nuno Espirito Santo. Hebatnya, Wolves mampu finis di urutan ketujuh klasemen akhir Liga Primer 2018/2019 dan lolos ke Liga Europa yang merupakan kompetisi Eropa pertama mereka sejak 1980/1981. Wolves melaju hingga perempat final.
Konsistensi Wolves di Liga Primer dibuktikan dengan kembali finis di peringkat ketujuh musim lalu. Dikenal sebagai tim penjegal big six, skuad Wolves rupanya dihuni oleh pemain-pemain potensial yang menarik minat tim-tim besar.
Semua tak lepas dari pertemanan Bos Fosun, Guo Guangchang, dengan super agen asal Portugal, Jorge Mendes. Mendes bahkan membuat tim Championship lainnya karena berperan sebagai advisor yang berbuah mumpuninya komposisi skuad Wolves.
Pengaruh Mendes membuat Wolves kental dengan Portugal. Espirito Santo, Rui Patricio, Joao Moutinho, dan Raul Jimenez yang diboyong pada musim 2018/19 adalah klien Mendes. Sembilan dari 11 starting line up yang diproyeksikan untuk Wolves saat itu semuanya terikat dengan Mendes. Hanya Conor Coady dan Matt Doherty yang memiliki agen berbeda.
Menurut transfermarkt, sejak diakuisisi Fosun periode 2016–2018, Wolves telah menghabiskan hampir 100 juta poundsterling untuk pembelian baru selama tiga jendela transfer musim panas terakhir. Dengan keuntungan besar dari kesepakatan televisi Liga Primer, keuangan Wolves terbilang sangat baik.
Kebijakan transfer Wolves terbilang cerdik. Membeli Ruben Nevez senilai 15,8 juta poundsterling, Juli 2017, sang pemain menjadi bagian sentral kekuatan lini tengah tim dan diincar klub-klub besar. Lalu ada Gimenez. Pada Juni 2018, Wolves meminjamnya senilai 3 juta euro dengan opsi membeli 38 juta euro. Tetapi, ketika dipermanenkan April 2019, Gimenez dibeli seharga 30 juta euro. Sebuah bisnis bagus mengingat kualitas Gimenez sebagai penyerang terbilang oke. Tercatat dari 101 penampilan, dia mencetak 45 gol. Keberhasilan Wolves merekrut Moutinho juga membuat publik geleng-geleng kepala.
Kerap dihubung-hubungkan dengan klub top, seperti Manchester United (MU) dan Inter Milan, sang pemain justru bergabung dengan biaya 5 juta poundsterling saja pada Juli 2017. Bukan hanya pandai melihat potensi, Wolves juga piawai dalam menjual. Mereka melepas Diogo Jota ke Liverpool, Sabtu (19/9), senilai 41 juta poundsterling. Padahal saat memboyongnya, Wolves meminjamnya dari Atletico selama satu musim (Juli 2017) kemudian membelinya permanen seharga 14 juta euro (Juli 2018), sebuah bisnis menguntungkan.
Pada musim panas ini Wolves bahkan tidak terlalu jorjoran di bursa transfer. Sejauh ini mereka memboyong Fabio Silva (40 juta poudsterling), Ki-Jana Hoever (9,8 juta poundsterling), Fernando Marcal (2 juta euro), Vitor Machado Ferreira (pinjaman), dan Matija Sarkic (gratis).Bandingkan dengan Man City. Mereka membangun bisnis dengan citra skuad mahal. Di setiap musimnya, The Citizens menggolontorkan dana besar untuk mendatangkan pemain-pemain berkualitas, termasuk di bursa transfer musim panas ini. Sejauh ini Man City telah merekrut Ferran Torres (20,75 juta poundsterling) dan Nathan Ake (40 juta poundsterling). Setelah terhenti di perempat final Liga Champions dan runner up Liga Primer, Man City jelas ingin semuanya lebih baik musim ini. Sayangnya, mereka diganggu permasalahan cukup pelik jelang menghadapi Wolves.
Dini hari nanti, kedua tim bertemu di Molineux Stadium. Kinerja Wolves terbilang baik dengan menang 2-0 atas Sheffield United pada pertandingan pertama Liga Primer, Selasa (15/9). Meski tersingkir lebih dini di Piala Liga seusai kalah 0-1 dari Stoke City, Jumat (18/9), Wolves menyimpan beberapa pemain utamanya.
Espirito Santo mengatakan, Wolves menunjukkan banyak hal positif terutama pemain-pemain anyarnya, seperti Silva dan Ferreira. Dia menilai Wolves bermain lebih dinamis walaupun masih banyak hal yang perlu ditingkatkan.
Melawan Man City, Espirito Santo bakal menurunkan Gimenez sebagai andalan di lini depan. Conor Coady, Willy Boly, Romain Saiss, Ruben Neves, dan Adama Traore juga masuk starting line up. The Wanderers begitu percaya diri untuk menjadi tim pertama yang mengalahkan Man City di tiga pertandingan beruntun Liga Primer.
Pada dua pertemuan sebelumnya musim lalu, Wolves menang 2-0 saat tandang (6/10/19) dan 3-2 di kandang (28/12/19). “Kami harus bersiap, kami tahu ini akan sulit. Seperti biasa kami pergi ke pertandingan, kami siap bersaing, tampil baik, inilah yang ingin kami lakukan. Ini tantangan baru, apa yang terjadi di masa lalu, sudah berakhir. Sekarang kami fokus pada Man City,” kata Espirito Santo dilansir wolves.co.uk.
Pelatih Pep Guardiola mengonfirmasi bahwa Man City belum bisa diperkuat Sergio Aguero yang cedera lutut. Ini jelas merugikan karena Aguero adalah bomber tertajam klub dengan torehan 254 gol dari 370 penampilan.
“Kami tahu cedera yang dialami Aguero cukup parah. Dia sedang berjuang memulihkan diri. Saya pikir satu atau dua bulan ke depan, Aguero akan kembali. Dia sudah lama absen sehingga memerlukan lebih banyak waktu,” ungkap Guardiola.
Sementara itu, dari hasil Liga Primer, Manchester United (MU) mengawali musim ini dengan buruk setelah kalah 1-3 dari Crystal Palace di Old Trafford, Sabtu (19/9). Tiga gol tim tamu disumbangkan Wilfried Zaha (74 pen, 85) dan Andros Townsend (7), sedangkan gol MU dicetak Donny Van De Beek (80).