Tak Cuma Trofi, Ini 8 Keuntungan Finansial yang Disumbang Klopp untuk Liverpool
LIVERPOOL – Liverpool beruntung memiliki Juergen Klopp. Tak hanya trofi Liga Champions dan Liga Primer Inggris yang dia persembahkan, mantan pelatih Borussia Dortmund ini juga memberi banyak keuntungan finansial bagi The Reds sejak kedatangannya ke Anfield.
Kondisi keuangan Liverpool meningkat sejak Klopp datang ke klub Merseyside tersebut pada Oktober 2015. Penunjukan Klopp sebagai manajer telah mengubah neraca keuangan mereka, dan ada sejumlah peningkatan yang tercatat positif.
Mengutip planetfootball.com yang mengeksplorasi data dari ahli keuangan sepakbola Swiss Ramble, berikut 8 statistik yang menarik tentang perubahan keuangan Liverpool sejak kehadiran Klopp.
1. Sebelum penunjukan Klopp, pada musim 2014/2015, klub menghasilkan pendapatan 298 juta poundsterling (Rp5,3 triliun) dan tagihan gaji senilai 166 juta pounds (Rp2,9 triliun). Pada 2018/2019, pendapatan mereka naik 79% menjadi 533 juta pounds (Rp9,6 triliun), meskipun tagihan upah mereka juga hampir dua kali lipat, naik menjadi 310 juta pounds (Rp5,5 triliun).
2. Pertumbuhan pendapatan sebesar 235 juta pounds pada waktu itu adalah yang tertinggi kedua dari klub ‘enam besar’, di belakang Tottenham (264 juta pounds), tetapi jauh di depan Manchester City (183 juta pounds), Chelsea (132 juta pounds) dan Arsenal (65 juta pounds). Pada tahun 2019, pendapatan siaran Liverpool senilai 261 juta pounds (Rp4,6 triliun) adalah yang tertinggi di dunia, tepat di atas Barcelona.
3. Meskipun Liverpool gagal lolos ke Eropa untuk kampanye 2016/2017, setelah mencapai final Liga Champions berturut-turut, pendapatan klub dari uang siran televisi Eropa antara 2015 dan 2019 (230 juta pounds/Rp4,1 triliun) adalah yang tertinggi kedua di antara klub-klub Inggris. Pendapatan tahunan mereka untuk bersaing di Eropa, naik hampir empat kali lipat dari 26 juta pounds di 2015 menjadi 98 juta pounds di 2019.
4. Liverpool mencatat kerugian 20 juta pounds (Rp360 miliar) pada akhir musim pertama Klopp, 2015-16, tetapi setelah itu menguntungkan untuk tiga musim berturut-turut. Laba sebelum pajak sebesar £ 42 juta pounds di 2018-19 adalah yang tertinggi kedua di Liga Primer Inggris, hanya 87 juta pounds di belakang Tottenham.
5. Selama empat tahun Liverpool di bawah Klopp hingga 2018/2019, klub telah menghasilkan laba sebelum pajak senilai 187 juta pounds (Rp3,3 triliun). Sekali lagi, hanya Tottenham (323 juta pounds) yang lebih tinggi. Dalam periode yang sama, Chelsea membukukan kerugian 88 juta pounds (Rp1,5 triliun).
6. Liverpool menghasilkan 249 juta pounds (Rp4,4 triliun) dalam penjualan pemain antara 2015 dan 2019. Hanya Chelsea (292juta pounds) yang bisa mengalahkan angka itu, sementara itu jauh di depan sesama tim enam besar Tottenham (151 juta pounds), Arsenal (141 juta pounds), Man City ( 133 juta pounds) dan Manchester United (45 juta pounds).
7. Bahkan mengabaikan pendapatan 2017/2018, ketika Liverpool menghasilkan 124 juta pounds (Rp2,2 triliun) dari penjualan pemain (berkat kepindahan Philippe Coutinho ke Barcelona), The Reds masih mencetak rata-rata keuntungan 44,75 juta pounds (Rp805,94 miliar) per tahun dalam penjualan pemain di bawah Klopp.
Pendapatan Liverpool 533 juta pounds (Rp9,4 triliun) kini menjadi yang tertinggi ketiga di Liga Primer dan hanya 2 juta pounds lebih rendah dari Manchester City di urutan kedua.
8. Meskipun pengeluaran transfer bersih Liverpool meningkat pesat, pengeluaran bersih keseluruhannya sebesar 278 juta pounds (Rp5 triliun) antara 2015 dan 2019 hanya sekitar setengah dari £ 594 juta pounds (Rp10,69 triliun) yang dihabiskan Manchester City dan £ 542 juta pounds (Rp9,76 triliun) di Manchester United. Ini juga jauh lebih rendah dari 414 juta pounds (Rp7,45 triliun) di Chelsea.
Di bawah Klopp, peringkat Liverpool naik dari kesembilan ke ketujuh di Liga Uang global Deloitte. Mereka juga menutup jarak dari PSG yang berada di posisi kelima dari 63 juta pounds menjadi 27 juta pounds.