Stefano Pioli Jelaskan Keputusannnya Turunkan Meite Saat Digebuk Atalanta
MILAN – Stefano Pioli membuat kejutan dengan memilih Soualiho Meite sebagai starter dalam peran trequartista di belakang striker saat dikalahkan Atalanta . Pioli mengaku membutuhkan pemain dengan fisik tangguh untuk melawan Atalanta.
Meite didatangkan Milan pada bursa musim dingin Januari 2021 ini dari Torino sebagai pemain pinjaman. Alih-alih menurunkan Brahim Diaz yang onfire, Pioli malah berjudi dengan Meite yang terbukti gagal setelah Milan menelan kekalahan terbesar 0-3 di Serie A musim ini di San Siro, Sabtu (23/1/2021) malam waktu lokal atau Minggu (24/1/2021) dini hari WIB.
Gol kemenangan Atalanta dikemas Cristian Romero yang mencetak gol di menit 26, Josip Illicic (53), dan Duvan Zapata (77). Milan juga menurunkan striker anyar mereka, Mario Mandzukic, di laga tersebut sebagai pemain pengganti yang nyaris mencetak gol.
Soal keputusannya menurunkan Meite yang kemudian digantikan Diaz di babak kedua, Pioli mengatakan: “Atalanta adalah tim yang sangat mengandalkan fisik dan saya merasa bahwa kami membutuhkan gelandang lain yang bisa melawan elemen itu ke lapangan,” kata Pioli dilansir football-italia. “Saya tahu Brahim Diaz ada di bangku cadangan dan bisa datang untuk memberikan karakteristik berbeda dalam peran itu.”
Milan hanya kalah dalam dua pertandingan Serie A musim ini di San Siro, dari Juventus dan Atalanta.
“Saya pikir kekalahan dari Juventus dan Atalanta bukanlah hal yang memalukan. Ada level yang sangat tinggi di mana-mana, jadi Atalanta secara fisik lebih unggul, lebih intens, memenangkan semua duel dan bola kedua juga.”
“Kami memulai dengan baik, menempatkan banyak pemain dalam serangan. Cara kami kebobolan gol pembuka melalui set play mengecewakan, kemudian gol kedua menutup pertandingan. Kami punya waktu, tetapi tidak dapat menemukan jalan kembali ke pertandingan.”
“Atalanta tampil lebih baik dari kami malam ini, kekalahan bisa terjadi melawan tim yang kuat. Ini mengecewakan, gol kedua, karena kami baru saja kehilangan kepercayaan setelah itu.”
Terlepas dari hasil ini, Milan masih unggul dua poin di puncak klasemen dan dinobatkan sebagai Campione D’Inverno (juara msim dingin/paruh musim). Sejarah mencatat, dalam 26 musim terakhir, Juara Musim Dingin bisa meraih Scudetto 19 kali.
“Jika itu membawa keberuntungan, maka itu kami sambut! Kami tahu apa yang bisa kami lakukan, kami tahu di mana kami perlu meningkatkan dan apa yang kami mampu.”