Thu. Nov 7th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Solskjaer Seperti Menanti Hari Penghakiman

ISTANBUL – Hari penghakiman bagi Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United (MU) dan Thomas Tuchel di Paris Saint Germain (PSG) tampaknya tinggal menunggu waktu. Rentetan hasil buruk membuat posisi kedua pelatih di ujung tanduk.

Solskjaer misalnya membuat MU semakin terpuruk seusai readyviewed mereka menelan kekalahan 1-2 dari Istanbul Basaksehir di pertandingan lanjutan Grup H Liga Champions dinihari kemarin

Bermain di Basaksehir Fatih Terim Stadion, tuan rumah unggul dua gol melalui Demba Ba (12) dan Edin Visca (40). Adapun satu gol MU disumbangkan Anthony Martial (43).

Hasil negatif tersebut membuat persaingan di Grup H kembali terbuka. The Red Devils memang masih memuncaki klasemen sementara dengan 6 poin. tetapi hanya unggul produktivitas atas RB Leipzig dan berjarak 3 poin dari PSG dan Basakhsehir.

Rentetan kekalahan membuat posisi Solskjaer semakin terjepit. Petinggi MU dikabarkan mulai mendiskusikan kinerja The Red Devils yang semakin merosot, terutama di Liga Primer di mana mereka tercecer di peringkat ke-15 klasemen sementara.Masa depan Solskjaer kian tidak jelas karena tuntutan fans yang ramai-ramai menyuruhnya mundur di media sosial. Beberapa nama seperti Mauricio Pochettino dan Massimiliano Allegri digadang-gadang menjadi penggantinya.

Tidak berlebihan mengingat prestasi Solskjaer di MU terbilang tidak terlalu bagus. Musim lalu dia membawa timnya finis di urutan ketiga Liga Primer dan kembali ke Liga Champions. Tapi Solskjaer hanya mampu membawa MU sampai pada dua semifinal, yakni Piala FA dan Liga Europa.

Dari segi prestasi, Solskjaer juga masih kalah dari dua pendahulunya, Louis van Gaal yang mempersembahkan trofi Piala FA (2015/2016) dan Jose Mourinho yang meraih Piala Liga (2016/2017), Community Shield (2016), dan Liga Europa (2016/2017). Nyatanya mereka tetap dipecat, masing-masing pada 2016 dan 2018.

Meski demikian Solskjaer enggan menanggapi isu pemecatannya. Dia lebih tertarik membahas kinerja MU yang diakuinya memang bermain buruk dan sulit mengimbangi Basakhsehir.

“Kami tidak cukup baik. Lawan menekan kami dan mencetak dua gol. Itu akan terjadi di kompetisi Eropa jika Anda tidak bertahan dengan baik. Tentu saja kami memilih tim untuk memenangi pertandingan. Kami berharap cukup banyak membuat peluang, tetapi kami tidak melakukannya. Ketika kalah, Anda dapat berpikir sendiri bagaimana perasaan kami setelah kalah. Itu bukanlah sesuatu yang ingin kami alami,” ungkap Solskjaer seperti dilansir manutd.com.

Solskjaer menyadari kini MU harus bekerja keras agar bisa lolos ke fase knockout Liga Champions. Mereka wajib meraih hasil bagus saat menjamu Basakhsehir di Old Trafford, 25 November mendatang.

Pelatih berusia 47 tahun tersebut juga dituntut untuk mengembalikan Setan Merah ke jalur kemenangan di Liga Primer. Solskjaer mesti menjadikan pertandingan melawan Everton di Goodison Park, Sabtu (7/11), sebagai momentum kebangkitan.

“Tidak mudah untuk bersikap positif sekarang, tetapi para pemain ini adalah pemain bagus dan kami memiliki kesempatan pada hari Sabtu untuk bermain lagi. Dua hasil terakhir sangat mengejutkan. Satu-satunya cara merespons adalah bersama-sama untuk mengalahkan Everton,” papar Solskjaer.

Setali tiga uang dengan Solskjaer, nasib serupa juga dialami Tuchel di PSG. Pelatih asal Jerman tersebut menjadi sorotan setelah Les Parisiens kalah 1-2 dari RB Leipzig. Bermain di Red Bull Arena, PSG membuka keunggulan melalui Angel di Maria (6). Berlanjut, 10 menit kemudian, Di Maria berpeluang menggandakan kedudukan, tetapi penaltinya digagalkan penjaga gawang Peter Gulacsi.

Leipzig membalikkan situasi berkat Christopher Nkunku (41) dan penalti Emil Forsberg (57). Leluasanya Leipzig tidak terlepas dari dua kartu merah yang diterima PSG untuk Idrissa Gueye (69) dan Presnel Kimpembe (90+5).Meski demikian Tuchel tidak merasa posisinya terancam. Dia menilai tekanan adalah sesuatu yang normal mengingat tim yang ditanganinya adalah PSG. Tuchel optimistis peruntungan Les Parisiens segera kembali dan bertekad membalas dendam saat menjamu Leipzig di Parc des Princes, 25 November mendatang, sekaligus menjaga kans melaju ke fase knockout Liga Champions. Fokus Tuchel kini tertuju ke Ligue 1 di mana PSG akan menjamu Stade Rennais, Minggu (8/11).

“Tidak, saya tidak merasa dalam bahaya. Kami menghadapi tim yang memimpin Bundesliga seminggu yang lalu, yang sangat kuat, memainkan permainan yang bagus, dan kami bisa memimpin 2-0. Ini kehidupan seorang pelatih di Paris. Kami akan mencoba lagi dan jika kami menang di Parc des Princes, situasinya akan benar-benar berubah,” tegas Tuchel.

Kepercayaan diri Tuchel sah-sah saja. Dia mungkin merasa aman karena telah membawa PSG ke final Liga Champions untuk pertama kalinya musim lalu. Tapi PSG adalah klub yang selalu meminta lebih di kompetisi Eropa dan tidak segan memecat pelatih seperti sebelumnya. Jika sampai gagal meloloskan Les Parisiens ke fase knockout, posisi Tuchel bakal sangat terancam.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.