Mon. Dec 23rd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Sebelum Gabung Roma, Pau Lopez Sempat Jadi Pemain Basket

ROMA – Pau Lopez Sabata baru didatangkan ke Roma pada bursa transfer awal musim lalu. Meski berstatus pemain baru, posisi Lopez langsung vital di Roma.

Pemain 24 tahun itu langsung menyabet posisi utama di bawah mistar Giallorossi. Ia menyisihkan kiper senior, Antonio Mirante, menjadi deputinya. Lopez selalu dipercaya turun dalam 11 pertandingan Roma di Serie A sejauh ini.

Namun, siapa sangka dulunya Lopez sempat ingin menjadi seorang pebasket. Pengaruh rekan-rekan sepermainannya membuat Lopez kecil tertarik menjajal dunia basket.

Meski tak berlangsung lama, Lopez mengaku sempat menikmati olahraganya kala itu. Lopez bermain basket agar dapat selalu bersenang-senang dengan teman masa kecilnya.

“Semua teman saya bermain basket, jadi saya memutuskan untuk bermain bersama mereka. Saya masih berusia 10 tahun saat itu. Saat Anda muda, yang Anda pikirkan adalah bersenang-senang bersama teman dengan melakukan apa yang mereka lakukan,” kaya Lopez dalam sebuah interview.

Beruntung Lopez memiliki sosok ayah, Ignazi Lopez, yang selalu memberikan bimbingan. Ayah Lopez pula yang menuntun sang anak kembali menekuni dunia sepak bola. Sebelumnya Lopez pernah ikut sekolah sepak bola Girona (daerah kelahirannya) sebelum berpindah haluan bermain basket. Sejak saat itu Lopez memantapkan diri bermain sepak bola. Dari sang ayah pula Pau Lopez memutuskan menjadi penjaga gawang meski awalnya berposisi sebagai outfield player.

“Ayah bertanya kepada saya suatu hari,’Kenapa kamu tak kembali ke Girona dan bermain sepak bola lagi?’. Saya sangat beruntung karena itu. Pada akhirnya saya hanya bermain basket selama kurang lebih satu tahun. Pada masa kecil Anda hanya mencoba menikmati olahraga tanpa memikirkan apapun,” ujarnya.

“Ayah saya selalu memberi dukungan. Dia berkata,’Kamu harus menjadi penjaga gawang, kamu bisa melakukan itu,” kata Pau Lopez mengenang ucapan ayahnya.

Perkataan Ignazi Lopez tidak berlebihan, anaknya memang tumbuh menjadi penjaga gawang yang jempolan. Dari 14 pertandingan yang dijalani Lopez bareng Roma di semua kompetisi, penjaga gawang berpostur 189 cm itu cuma kebobolan 15 gol.

Lopez turut berperan membawa Roma bertengger di posisi ketiga klasemen Serie A hingga pekan ke-11. Di Europa League, Roma menempati posisi ketiga Grup J dengan poin 5 dari 4 pertandingan.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.