Pesan Greysia Polii ke Gregoria Mariska Cs Jelang Olimpiade Paris
Jakarta – Pemenang medali emas Olimpiade Greysia Polii berpesan kepada para juniornya sebelum bertolak ke Paris. Gregoria Mariska dkk diminta tidak berekspektasi tinggi di pertandingan.
Greysia, mantan pemain bulutangkis di nomor ganda putri sudah tiga kali tampil di Olimpiade pada 2012, 2016, dan terakhir 2020. Pada penampilan pertamanya, Greysia yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari didiskualifikasi di fase grup. Empat tahun berikutnya, Greysia bersama Nitya Krishinda Maheswari terhenti di delapan besar. Sampai akhirnya Greysia memenangi medali emas bersama Apriyani Rahayu di Tokyo.
“Memang di setiap Olimpiade itu memiliki atmosfer yang berbeda. Belum tentu Olimpiade 2020 itu sama dengan 2024 ini. Jadi memang kita sebagai atlet yang ingin bertanding ke sana harus memiliki mindset yang ini (Olimpiade) baru,” kata dia dalam jumpa persnya di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (26/6/2024).
“Saya selalu diingatkan oleh pelatih, bahwa kalau lagi berlatih berekspektasilah, bercita-cita lah setinggi mungkin. Tapi pada saat lagi Olimpiade hilangkan itu. Kita memang ingin meraih medali tapi yes fokus dulu ke pertandingan.”
“Itu yang coba saya terapkan di Olimpiade terakhir (2020 Tokyo). Sebab, pada 2012 dan 2016 itu tegangnya luar biasa karena ingin banget Olimpiade, tapi malah jadi tegang,” lanjut mantan atlet yang kini menjadi anggota Tim Ad Hoc Olimpiade ini.
“Jadi di Olimpiade terakhir (Tokyo) saya mencoba mengaplikasikan bahwa ekspektasi tinggi itu dilupakan saat pertandingan. Yang paling penting fokus main game per game, day by day, dan menikmati setiap pertandingannya,” kata Greysia.
“Jadi saat di Olimpiade tolong hilangkan dan taruh (ekspektasi) itu di peringkat sekian. Fokus ke pertandingan dulu,” Greysia Polii mempertegas.
Greysia, mantan pemain bulutangkis di nomor ganda putri sudah tiga kali tampil di Olimpiade pada 2012, 2016, dan terakhir 2020. Pada penampilan pertamanya, Greysia yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari didiskualifikasi di fase grup. Empat tahun berikutnya, Greysia bersama Nitya Krishinda Maheswari terhenti di delapan besar. Sampai akhirnya Greysia memenangi medali emas bersama Apriyani Rahayu di Tokyo.
“Memang di setiap Olimpiade itu memiliki atmosfer yang berbeda. Belum tentu Olimpiade 2020 itu sama dengan 2024 ini. Jadi memang kita sebagai atlet yang ingin bertanding ke sana harus memiliki mindset yang ini (Olimpiade) baru,” kata dia dalam jumpa persnya di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (26/6/2024).
“Saya selalu diingatkan oleh pelatih, bahwa kalau lagi berlatih berekspektasilah, bercita-cita lah setinggi mungkin. Tapi pada saat lagi Olimpiade hilangkan itu. Kita memang ingin meraih medali tapi yes fokus dulu ke pertandingan.”
“Itu yang coba saya terapkan di Olimpiade terakhir (2020 Tokyo). Sebab, pada 2012 dan 2016 itu tegangnya luar biasa karena ingin banget Olimpiade, tapi malah jadi tegang,” lanjut mantan atlet yang kini menjadi anggota Tim Ad Hoc Olimpiade ini.
“Jadi di Olimpiade terakhir (Tokyo) saya mencoba mengaplikasikan bahwa ekspektasi tinggi itu dilupakan saat pertandingan. Yang paling penting fokus main game per game, day by day, dan menikmati setiap pertandingannya,” kata Greysia.
“Jadi saat di Olimpiade tolong hilangkan dan taruh (ekspektasi) itu di peringkat sekian. Fokus ke pertandingan dulu,” Greysia Polii mempertegas.