Persaingan Scudetto Seri A, Menjaga Nyala Asa Juara
TURIN – Membicarakan persaingan scudetto Seri A musim 2019/2020 bukan hanya Juventus, tapi melibatkan dua tim lainnya, yakni SS Lazio dan Inter Milan. Secara teori, Lazio dan Inter masih memiliki asa juara musim ini.
Saat ini, Juve memimpin klasemen sementara dengan 72 poin, unggul empat poin dari Lazio di urutan kedua dan delapan poin dari Inter yang berada di urutan ketiga. Itu artinya, ketiga tim dilarang terpeleset di sembilan pertandingan sisa, terutama Juve.
Dengan keunggulan poin yang dimiliki, kendali perburuan trofi berada sepenuhnya di tangan pasukan Maurizio Sarri. Selama mereka bisa konsisten mempertahankan rataan poin sepanjang musim ini, termasuk di delapan laga terakhir, La Vecchia Signora dipastikan akan mengunci scudetto, termasuk saat melakoni Derby della Mole melawan Torino, Sabtu (4/7/2020).
Tiga poin di Allianz Stadium menjadi kewajiban La Vecchia Signora demi melanggengkan takhta klasemen sementara Seri A. Imbang atau kalah melawan Torino bakal memberikan pengaruh besar bagi Juve dalam persaingan kuda pacu scudetto.
Sang tamu tidak bisa dipandang sebelah mata meski hanya menang satu kali dari 27 pertemuan terakhir Seri A dengan Juve. II Toro yang berjarak enam poin dari zona degradasi tentu akan berjuang mati-matian. Beruntung, La Vecchia Signora telah menemukan ritme terbaik setelah gagal di final Coppa Italia, Kamis (18/6/2020).
Tercatat, Leonardo Bonucci dkk memenangkan tiga pertandingan Seri A terakhir, yakni 2-0 atas Bologna, Selasa (23/6), 4-0 atas Lecce, Sabtu (27/6), dan 3-1 atas Genoa, Rabu (1/7/2020). Produktivitas Juve tergolong baik dengan mencetak sembilan gol dan hanya kebobolan satu kali.
Hal tersebut tidak dipengaruhi pulihnya ketajaman barisan lini depan dalam tiga pertandingan terakhir, yakni Cristiano Ronaldo (CR7/tiga gol), Paulo Dybala (tiga gol) hingga Gonzalo Higuain (satu gol). Pulihnya ketajaman lini depan membuat Sarri senang, khususnya dengan kian padunya CR7 dan Dybala.
Menurut Sarri, hal itu memberikan keuntungan besar bagi Juve. Secara keseluruhan, Sarri juga menganggap Juve telah menemukan kembali jati dirinya sebagai tim kuat di Seri A. “Tim telah pulih dengan baik setelah kekecewaan dari Coppa Italia. Tapi, itu hanya masalah waktu sebelum kami pulih secara fisik,” kata Sarri, dilansir football-italia.net.
CR7 dan Dybala bakal diandalkan Sarri untuk meneror pertahanan Torino. Bonnuci dan Matthijs de Ligt menjaga sektor belakang bersama Gianluigi Buffon. Penjaga gawang berusia 42 tahun tersebut berpeluang menjadi pemain dengan penampilan terbanyak sepanjang masa Seri A. Saat ini, Buffon sejajar dengan legendaris AC Milan Paolo Maldini (647 penampilan).
Tantangan lebih berat dihadapi Lazio. Mereka kedatangan penghuni urutan ketujuh AC Milan di Stadio Olimpico, Minggu (5/7/2020). Ambisi I Biancoceleste mengamankan tiga poin diganggu permasalahan teknis. Lazio dipastikan tanpa Ciro Immobile dan Felipe Caicedo setelah dihukum komisi disiplin. Keduanya mendapatkan kartu kuning seusai kemenangan 2-1 atas Torino, Rabu (1/7/2020), yang membuat mereka mengumpulkan masing-masing lima kartu kuning.
Akibatnya, Lazio tidak memiliki penyerang murni. Sebagai ganti, Pelatih Simone Inzaghi akan mengoptimalkan Joaquin Corre dan Luis Alberto. Tanpa mengecilkan kans scudetto, Inzaghi menegaskan target Lazio adalah lolos ke Liga Champions musim depan setelah terakhir kali berpartisipasi di musim 2007/2008.
“Kami tahu jalan kami. Empat tahun lalu, kami mulai berusaha meningkatkan dari tahun ke tahun. Kami telah memenangkan trofi. Tujuannya adalah mencapai Liga Champions, kami sudah dekat. Ketika kami mencapai target itu, kami akan memikirkan yang lainnya,” papar Inzaghi.
Inter menargetkan kemenangan saat menjamu Bologna di Giuseppe Meazza, Minggu (5/7/2020), guna memperpendek jarak dengan Lazio. Belum terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir termasuk membenamkan Brescia 6-0, Kamis (2/7/2020).
Hal tersebut sekaligus membungkam berbagai kritik yang dialamatkan kepada Inter. Pelatih Antonio Conte menuding beberapa pihak hanya melihat timnya dari satu sisi. Padahal, dia sedang berupaya menerapkan taktik berbeda meski terkadang hasil di lapangan tidak sesuai ekspektasi.
“Selalu ada yang positif ketika menyaksikan Inter. Tapi, beberapa pihak hanya ingin melihat gelas setengah kosong dan tidak setengah penuh. Mereka ingin membuat masalah, tapi saya tidak keberatan. Serang saya, bukan klub atau para pemain,” ujar Conte.
Mantan bos Bari, Juventus, Italia, dan Chelsea tersebut juga tidak menampik timnya yang didominasi pemain muda masih memiliki kelemahan. Conte menilai Inter harus menunjukkan konsistensi bila ingin bersaing merebut scudetto musim ini.
“Ini adalah skuad yang tidak bisa dicela dalam hal hati, kemurahan hati, dan pengorbanan. Tapi, mereka harus lebih terkonsentrasi, membuat lebih sedikit kesalahan, dan tidak terlalu naif. Karena, kadang-kadang insiden itu membuat kita kehilangan poin yang pada gilirannya dapat menghancurkan secara psikologis,” tandas Conte